Tampilkan postingan dengan label Tajuk. Tampilkan semua postingan

Jubah Membawa Berkah


 Tajuk suarakpkcyber

Alkisah seorang Pengemis Mengetuk pintu Rumah Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam.

Pengemis itu berkata: "saya pengemis ingin meminta sedekah dari Rasulullih."

Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Wahai Aisyah berikan baju itu kepada pengemis itu".

Sayyidah Aisyah pun melaksanakan perintah Rasulullohu shallallahu ‘alaihi wasallam.

Dengan hati yang sangat gembira, pengemis itu menerima pemberian beliau, dan langsung pergi ke pasar serta berseru di keramaian orang di pasar: 

"Siapa yang mau membeli baju Rasululloh? ".

Maka dengan cepat berkumpullah orang-orang, dan semua ingin membelinya.

Kemudian ada seorang kaya namun buta yang mendengar seruan tersebut, lalu menyuruh budaknya agar membelinya dengan harga berapapun yang diminta, dan ia berkata kepada budaknya:

 “jika kamu berhasil mendapatkannya, maka kamu merdeka”. 

Akhirnya budak itupun berhasil mendapatkannya. Kemudian diserahkanlah baju itu pada tuannya yang buta tadi.

Alangkah gembiranya si buta tersebut, dengan memegang baju Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam itu, orang buta tersebut kemudian berdoa dan berkata: 

“Yaa Rabb dengan hak Rasululloh dan berkat baju yg suci ini, kembalikanlah pandanganku... ".

Masyaa Alloh...

dengan izin Alloh, spontan orang tersebut dapat melihat kembali.

Keesokan harinya, iapun pergi menghadap Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam dengan penuh gembira dan berkata: "Wahai Rasululloh... pandanganku sudah kembali dan aku kembalikan baju anda sebagai hadiah dariku.. ".

Sebelumnya orang itu menceritakan kejadiannya sehingga Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam pun tertawa hingga tampak gigi gerahamnya, padahal biasanya Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam jarang sekali tertawa... 

Kemudian Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada Sayyidah Aisyah: "Perhatikanlah baju itu wahai Aisyah, dengan izin dan berkahNya, ia telah mengkayakan orang yang miskin, menyembuhkan yang buta, memerdekakan budak dan kembali lagi kepada kita."

Masya Alloh ...

Al-Imam as-Suyuti menyebutkan dalam salah satu kitabnya bahwa pahala shadaqoh itu ada 5 macam:

" *Sesungguhnya pahala bersedekah itu ada lima kategori :*

1) Satu dibalas sepuluh (1:10) yaitu bersedekah kepada orang yang sehat jasmani.

2) Satu dibalas sembilan puluh (1:90) yaitu bersedekah terhadap orang buta, orang cacat atau tertimpa musibah, termasuk anak yatim dan piatu.

3) Satu dibalas sembilan ratus (1:900) yaitu bersedekah kepada kerabat yang sangat membutuhkan.

4) Satu dibalas seratus ribu (1: 100.000) yaitu sedekah kepada kedua orangtua.

5) Satu dibalas sembilan ratus ribu (1 : 900.000) yaitu bersedekah kepada orang yg alim atau ahli fiqih.

[Kitab Bughyatul Musytarsyidin].

Wallahu a'lam bish-shawab..

Semoga Alloh Ta'ala mendekatkan kita hari ini dengan segala kebaikan yang ada di dalamnya dan memudahkan kita untuk bermurah hati, suka bersedekah dengan ikhlas.

Semoga kita senantiasa memperbaiki ibadah kita kpd Alloh Ta'ala, dan terus istiqomah bertutur kata, berfikir dan berbuat baik dan benar.

----- pimred suarakpkcyber-------

Jejak Sejarah Kutang

Kutang

Suarakpkcyber.com-Sempat terhambat karena perang dan gerakan feminis, pemakaian kutang sebagai penopang dada, juga fashion, kini jadi kelaziman

Bra / BH

Jejak pemakaian kutang/bra dimulai sejak abad ke-3 ketika para perempuan Romawi membebatkan semacam perban untuk membungkus dada mereka saat berolahraga.

Cikal-bakal bra seperti yang kita kenal sekarang diluncurkan kali pertama di Paris, Prancis, pada 1889. Desain bra modern itu dibuat oleh seorang pengusaha pakaian bernama Herminie Cardolle. Bentuknya masih menyerupai korset. Bedanya, Cardolle membagi pakaian dalam perempuan itu menjadi dua bagian, perut dan dada. Brassiere yang merupakan akar kata dari bra kali pertama digunakan oleh majalah Vogue pada 1907.


Meski cikal-bakalnya sudah ada, perempuan di masa itu lebih memilih mengenakan korset. Kebiasaan ini sempat hilang ketika Perang Dunia I. Pasalnya, industri militer negara-negara yang terlibat perang, membutuhkan banyak logam untuk memproduksi peralatan perang. Logam pada korset harus dialih-fungsikan untuk kebutuhan yang dianggap jauh lebih mendesak itu.

Pada 1917, Bernard Baruch, Ketua Dewan Industri Perang Amerika secara khusus meminta para perempuan untuk meninggalkan kebiasaan mereka mengenakan korset. Pemakaian korset pada dasarnya membahayakan kesehatan. Meski membentuk tubuh seorang perempuan sesuai standar kecantikan di masa itu, korset membuat susah bernapas, dan pada beberapa kasus ekstrim menyebabkan terjadinya dislokasi organ. Tak sulit bagi perempuan untuk meninggalkan kebiasaan yang sungguh menyiksa tersebut. Hasilnya, sebanyak 28.000 ton logam berhasil “dialihfungsikan” untuk keperluan industri perang. Jumlah itu cukup untuk membuat dua buah kapal perang besar.


Korset menjadi penutup dada perempuan Perempuan harus menemukan alternatif untuk membungkus dada mereka. Pada saat inilah Mary Phelps Jacob, seorang sosialita Amerika, mulai memperkenalkan bra modern yang pertama pada 1910. Jacob bermaksud menghadiri sebuah pesta besar dengan mengenakan sebuah gaun malam tipis berpotongan dada rendah. Rangka korset dari tulang ikan hiu yang hendak dikenakannya mengganggu keindahan gaun yang dipersiapkan sejak jauh hari.

Bersama salah seorang pelayannya, dia membuat pakaian dalam dari dua saputangan sutra yang disatukan dengan pita merah muda. Desain ini kemudian menjadi populer di lingkaran pergaulan Jacobs dan kemudian dipatenkan pada 1914.

Tren fashion kemudian bergeser dari bentuk tubuh montok (yang dimodifikasi dengan menggunakan korset) ke bentuk tubuh kurus dengan dada rata. Gaya yang dianggap modern saat itu adalah gaya busana perempuan yang dibuat praktis tanpa menggunakan banyak bahan dan membuat perempuan lebih mudah bergerak. Pergeseran tren ini diikuti kian aktifnya perempuan di berbagai lapangan pekerjaan. Perempuan yang mengikuti fashion, yang dianggap mencerminkan pemberontakan itu, kemudian lazim disebut flapper.

Bra dengan bentuk modern ini kemudian mulai diproduksi secara massal pada 1920-an. Tapi produksi masal itu belum memperhatikan ukuran individual masing-masing perempuan.

Ukuran BH jaman modern

Barulah pada 1922 perempuan bisa mengenakan kutang dengan lebih nyaman ketika Ida dan William Rosenthal merevolusi bentuk bra. Mereka menciptakan ukuran baku bra yang terdiri dari lingkar linear rusuk dan ukuran volume dada (cup size) dengan menggunakan abjad (A, B, C, D, dan seterusnya). Ukuran A sama dengan delapan ons cairan, sementara B setara dengan 13 ons, dan C sama dengan 21, dan seterusnya. Ida dan William kemudian mendirikan perusahaan bra Maidenform yang beroleh kesuksesan luar biasa dan menjadikan pasangan Rosenthal jutawan. Maidenform masih berdiri hingga sekarang.

Di berbagai negara bra/BH disebut dengan cara berbeda-beda. Di Prancis penahan dada itu disebut soutien-gorge (penopang tenggorokan), di Spanyol sujetar (menopang). Di Jerman bustenhalter, di Swedia bysthallare, dan di Belanda bustehouder –semuanya berarti penopang dada. Sementara dalam bahasa Esperanto (bahasa artifisial yang diciptakan oleh Ludovich Zamenhof, seorang Polandia) bra disebut mamzono yang artinya sabuk dada.

 

Pada awal abad ke-19, menutup dada belum jadi kelaziman di Indonesia. Kebiasaan mengenakan kutang diperkenalkan Belanda. Dalam novelnya, Pangeran Diponegoro, Remy Sylado menjelaskan asal-muasal istilah kutang. Saat itu, dalam proyek pembangunan Jalan Raya Pos Anyer-Panarukan, Belanda mempekerjakan budak perempuan dan laki-laki. Don Lopez, seorang pejabat Belanda, melihat budak perempuan bertelanjang dada. Dia kemudian memotong secarik kain putih dan memberikannya kepada salah seorang di antara mereka sembari berkata dalam bahasa Prancis: “tutup bagian yang berharga (coutant) itu.” Berkali-kali dia mengatakan “coutant.. coutant” yang kemudian terdengar sebagai kutang oleh para pekerja.(rls/red)

Kisah Wahyu Sujani, Seorang Penjahit Sepatu Di Pinggiran Jalan Depan Central PLN Bangil

Wahyu sujani

PASURUAN,suarakpkcyber.com-Jarum pendek menunjuk angka tujuh pada pagi hari, waktu wahyu Sujani(48) mulai beranjak menuju lapak yang tidak beratap di pinggir Jalan bangil-pandaan km 2 pogar Bangil,minggu (17/1/2021)

Di jalan depan central PLN Bangil itulah wahyu sujani mengais nafkah sepanjang hari untuk kehidupan keluarga.

Siang itu, di depan sebuah toko fotocopy terdapat sebuah meja berukuran 1×1 meter. Wahyu malah sibuk menyelesaikan tugas pokoknya sebagai penjahit.

Tumpukan sepatu di hadapan wahyu masih memperlihatkan kerja keras yang belum membuahkan hasil. Tangan terampil wahyu sujani pun terlihat sedikit bergetar ketika memasukan benang-benang sol ke sepatu hitam pekat yang sedari tadi dia genggam sambil sekali minum air dibotol bekas spreit

Wahyu sujani penjahit sepatu


“Ya, saya tidak pandang kerja seperti apa. Tapi saya mau menjadikan ini menjadi arti dalam hidup saya,” katanya berpesan di pinggir jalan ke awak media suarakpkcyber

Pria separuh baya ini sudah 5 tahun sebagai tukang jahit sepatu setelah sebelumnya menjadi buruh kasar. Karena kondisinya semakin tua ia beralih menjadi tukang jahit sepatu sejak krisis ekonomi melanda indonesia

Pria yang mengaku nama wahyu sujani ini memiliki seorang istri dan  dikarunia tiga orang anak.

Ia mengaku sudah membiayai anak pertamanya hingga tamat sekolah menengah atas dari hasil kerjanya.dua anak lainnya kini sedang duduk di bangku sekolah.

“Anak saya minta kuliah tapi saya lagi usahakan uang. Saya dan istri saya sedang siap kuliahkan anak kami,” katanya sambil tersenyum.

Pria yang mengaku tamat sekolah SLTA ini mengaku penghasilan setiap hari bervariasi. Mulai dari Rp60.000 hingga Rp 100.000. Itupun tergantung dari orang yang jahitkan sepatu dan terkadang juga dapat rezeki ada uang jatuh dari pengendara motor,tuturnya

Semangatnya untuk mengais fulus terus menggebu. Sebab, tekanan ekonomi keluarga menumpuk di pundak wahyu sujani

“Saya tidak pusing ada yang jahitkan sepatu atau tidak. Intinya saya tetap menanti disini,” katanya singkat sambil menusuk jarum ke sepatu diatas kain kusam itu.

Kaos biru dipadu celana traineng hijau yang robek bagian belakang yang dipakai wahyu sujani menjadi andalan setiap hari. Beralas sendal jepit biru pelindung kakinya sepanjang jalan central PLN bangil

Dibawah pohon karet, semua jenis sepatu ia perbaiki. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Dari para tengkulak hingga pejabat berjas hitam.

“Semua pesanan dititip ke saya. Anak-anak 15 ribu. Sampai dewasa 15 ribu. Ada pejabat juga bawa ke saya. Ya, harganya sama,”pungkas wahyu panggilan akrabnya sehari-hari mengisahkan

Wahyu sujani tidak memisah-misahkan harga untuk pelanggan sekalipun pejabat. Ia mengaku pernah mengembalikan uang pejabat saat membayarnya lebih dari patokan harga olehnya.

Menurut dia, selain isi dompetnya yang digapai ada hikmat yang menjadi cita-citanya. Hikmat yang diperoleh wahyu adalah membuat kehidupan menjadi berarti.

“Orang tidak melihat hal yang negatif yang saya kerja. Saya mendapatkan hikmah atau hal yang positif dalam pekerjaan ini,” tutur wahyu sujani

Hampir dua jam lebih perbincangan kami, belum satu jua ada orang mampir ke lapak wahyu untuk mengapresiasi jasanya.

Hanya beberapa teman kerja dulu berdatangan sembari mengiburnya siang itu. Tapi senyum lebar wahyu setiap kali berbincang dengan siapa saja tak melihatkan seseorang yang tengah pusing mencari keping rupiah Perbincangan kami pun diakhiri.(red)

Aplikasi Keadilan : KEMANUSIAAN. TIDAK BISA DITAWAR-TAWAR




Suarakpkcyber.com-Seorang Dosen mata kuliah Hukum bertanya pada salah seorang mahasiswa: “Siapa namamu?”

Mahasiswa itu menyebutkan namanya. 


Tiba-tiba saja sang Dosen mengusirnya tanpa sebab. Mahasiswa itu berusaha membela diri. Tapi sang Dosen malah membentaknya.


Akhirnya ia keluar dengan perasaan terzalimi. Mahasiswa yang lain hanya diam.

Setelah itu sang Dosen memulai kuliah.


Ia bertanya kepada para mahasiswa: “Untuk apa undang-undang dibuat?” 


Salah seorang mahasiswi menjawab: “Untuk mengontrol perilaku manusia.”

Mahasiswa lain menjawab: “Untuk diterapkan.”

Yang lain menjawab: “Agar yang kuat tidak menzalimi yang lemah.”


Sang Dosen berkata: “Benar. Tapi semua itu tidak cukup.”


Tiba-tiba salah seorang mahasiswi mengacungkan tangan dan berkata: “Untuk mewujudkan keadilan.”


Dosen berkata: “Benar. Itulah jawabannya. Agar tercipta keadilan. Tapi pertanyaannya, apa gunanya keadilan?”


Seorang mahasiswa menjawab: “Agar hak semua orang terjaga dan tidak ada yang terzalimi.”


Dosen bertanya: “Sekarang jawab dengan jujur dan tak perlu takut. Apakah saya telah berlaku zalim pada teman kalian ketika saya mengusirnya dari kelas?”


Mereka kompak menjawab: “Iya.”


Dosen bertanya dengan nada tinggi:

“Lalu kenapa kalian diam saja dan tidak memberikan pembelaan ketika saya tadi ngusir kawan kalian?!"


"Apa gunanya undang-undang dan hukum kalau kita tidak memiliki keberanian untuk berjuang menerapkannya?!"


"Ketika kalian diam saja disaat seseorang dizalimi, dan kalian tidak berusaha membela yang benar maka kalian akan kehilangan kemanusiaan kalian. Dan, KEMANUSIAAN TIDAK BISA DITAWAR-TAWAR.”


Kemudian sang Dosen memanggil mahasiswa yang diusirnya tadi lalu meminta maaf padanya di depan seluruh mahasiswa.


Lalu ia berkata:

“Ini saja pelajaran untuk hari ini. Kalian mesti berusaha mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari selama kalian hidup.”


Pelajaran:

Sebuah sikap jauh lebih berkesan daripada sebuah nasehat.


          ----- redaksi -------'

SURAT CINTA UNTUK ANAKKU




Anakku.......

Bila aku tua,

Andai aku jatuhkan gelas atau terlepas piring dari genggamanku

Aku berharap kamu tidak menjerit marah kepadaku

Karena tenaga orang tua sepertiku semakin tidak kuat, badanku pun sakit-sakitan

Pandangan mataku semakin kabur. Kamu harus mengerti dan bersabar denganku.


Anakku.....

Bila aku tua..

Andai tutur kataku lambat/pelan dan aku tidak mampu mendengar apa yang kamu katakan, Aku berharap kamu tidak menjerit padaku,

" Ibu tuli kah...?

" Ibu bisu kah...?

Aku minta maaf anakku

Aku semakin MENUA...


Anakku.....?

Bila aku tua,

Andai aku selalu saja bertanya tentang hal yang sama berulang-ulang, Aku berharap kamu tetap sabar mendengar dan melayaniku, seperti aku sabar menjawab semua pertanyaanmu saat kamu kecil dulu, semua itu adalah sebagian dari proses MENUA....

Kamu akan mengerti nanti bila kamu semakin tua.


Anakku....?

Bila aku tua..

Andai aku berbau busuk,amis dan kotor

Aku berharap kamu tidak tutup hidung atau muntah di depanku dan tidak menjerit menyuruh aku mandi

Badan aku lemah, aku tidak ada tenaga untuk melakukan semua itu sendiri.

Mandikanlah aku seperti aku memandikanmu semasa kamu kecil dulu


Anakku.....?

Bila aku tua..

Seandainya aku sakit, temanilah aku, aku ingin anakku berada bersamaku, dan ketika waktu kematianku sudah tiba, aku berharap kamu akan memegang tanganku dan memberi kekuatan untuk aku menghadapi kematianku

Jangan cemas

Jangan menangis

Hadapi dengan iman

Aku berjanji padamu

Bila aku bertemu Alloh,

Aku akan berbisik kepadaNYA

Supaya senantiasa memberkati dan merahmati kamu karena

Kamu sangat mencintai dan taat padaku


Terima kasih banyak karena mencintaiku..

Terima kasih banyak karena telah menjagaku... Aku mencintai kamu lebih dari kamu mincintai dirimu sendiri..???


         Redaksi

Suarakpkcyber.com

JANGAN PERNAH MENAGIH HUTANG


suarakpkcyber.com-seorang ayah berpesan pada kedua anaknya,

Ingat 2 hal ini ya..

Pertama, jangan pernah kamu menagih piutang

Kedua,  jangan pernah tubuhmu terkena terik matahari secara langsung

5 tahun berlalu setelah sang ayah wafat,

Sang ibu datang menengok anak sulungnya 

“Wahai anak sulungku kenapa kondisi bisnismu demikian?”

Si Sulung menjawab : “Saya mengikuti pesan ayah bu…

Ayah bilang,  Saya dilarang menagih piutang kepada siapapun sehingga banyak piutang yg tidak dibayar dan lama² habislah modal saya..

Terus ayah melarang saya terkena sinar matahari secara langsung dan saya hanya punya sepeda motor, itulah sebabnya pergi dan pulang kantor saya selalu naik taxi, beginilah akhirnya"

Sang ibu merenung, lalu sang ibu pergi ke tempat si bungsu ,

Ternyata si bungsu sekarang menjadi orang sukses, Sang ibu pun bertanya “Wahai anak bungsuku, hidupmu sedemikian beruntung, apa rahasianya…?”

Si bungsu menjawab : “Ini karena saya mengikuti pesan ayah bu..

Pesan yang pertama saya dilarang menagih piutang kepada siapapun. Oleh karena itu saya tidak pernah memberikan hutang kepada siapapun tetapi saya beri sedekah sehingga modal saya menjadi berkah”.

Pesan kedua saya dilarang terkena sinar matahari secara langsung, karena saya hanya punya motor, saya selalu berangkat sebelum matahari terbit dan pulang setelah matahari terbenam, sehingga para pelanggan tahu toko saya buka lebih pagi dan tutup lebih sore”.

Mindset atau cara pandang yang berbeda, memberikan hasil yang berbeda pula.

                Redaksi

Miskin Dan Cuma TamatanSD Di Makassar Kini Ia Jadi Orang. Terkaya Ke 3 Dengan Harta Ratusan Triliun

JAKARTA,Suarakpkcyber.com-Pada bulan januari lalu, pendiri Sinar Mas Group Eka Tjipta Widjaja baru saja tutup usia.

Ia berpulang lantaran faktor usia dimana Eka Tjipta tutup usia pada umur 98 tahun. Managing Director Sinar Mas Group, Gandhi Sulistyanto dalam pesan singkatnya mengungkapkan jenazah Eka Tjipta disemayamkan di Rumah Duka Gatot Subroto Jakarta.

Eka Tjipta menempati urutan ke-3 orang terkaya di Indonesia setelah R. Budi & Michael Hartono dan Susilo Wonowidjojo. Data Forbes per 12 Desember 2018, kekayaan Eka Tjipta saat ini sebesar 8,6 miliar dolar AS atau setara Rp120 triliun. Hingga kini, gurita bisnisnya dilimpahkan pada anak dan para cucunya untuk dikembangkan. Sinarmas memiliki ratusan perusahaan yang digolongkan dalam 6 jenis termasuk pulp and paper, jasa keuangan, pengembangan, dan real estate serta agribisnis dan makanan.

Namun, siapa sangka, di balik gelimang harta taipan ini terselip kisah haru?

Eka Tjipta Widjaja berasal dari keluarga miskin di Quanzhou, China dengan nama asli Oei Ek Thjong. Lahir pada 3 Oktober 1923, Eka Tjipta merantau ke Indonesia tepatnya Makassar pada umur 9 tahun.
Demi merantau, Eka Tjipta harus berhutang pada rentenir sejumlah 150 dollar.

"Bersama ibu, saya ke Makassar tahun 1932 pada usia sembilan tahun.

Kami berlayar tujuh hari tujuh malam. Lantaran miskin, kami hanya bisa tidur di tempat paling buruk di kapal, di bawah kelas dek"

Ada uang lima dollar, tetapi tak bisa dibelanjakan, karena untuk ke Indonesia saja kami masih berutang pada rentenir, 150 dollar," cerita Eka Tjipta.

Tiba di Makassar, Eka Tjipta lantas membantu sang ayah berjualan di toko kelontong yang sudah berdiri. Usaha keluarganya mulai maju dua tahun kemudian, Eka Tjipta meminta disekolahkan. Berdasarkan biografinya, raja kertas ini hanya seorang lulusan sekolah dasar di Makassar.

Bahkan, usai tamat SD, Eka Tjipta kembali putus sekolah hingga berjualan secara door to door mengendarai sepedanya keliling kota Makassar menjajakan permen, biskuit dan aneka dagangan sang ayah. Siapa sangka, mendiang Eka Tjipta berhasil dalam usaha penyulingan minyak nabati dan kopra pertama Sinarmas, Pabrik Bitung Manado Oil Limited di Sulawesi Utara.

Berkembang, Eka Tjipta mengakuisisi Tjiwi Kimi pada 1972 yang jadi cikal-bakal pabrik kerta pertama Sinarmas. Kini jaringan bisnisnya juga menjakup properti, jasa keuangan, agrobisnis, hingga listrik dan telekomunikasi.

Nah dari kisah ini, kita bisa belajar bahwa orang yang hari ini sukses dulu ia pernah melewati masa perjuangan terberat dalam hidupnya. Namun bedanya ia bejuang serta bertahan selama masa-masa terberatnya. Dan tak lupa ia juga selalu berpikir untuk terus mengembangkan ide dan kemudian ia coba untuk merealisasikan sehingga terciptalah hasilnya saat ini. Karena pada dasarnya usaha takkan mengkhianati hasil.(rls).

Biografi Ulama : KH. Abdul Wahab Hasbullah


=============================
﷽ صل ى الله  على سيدنا ومولانا محمد وعلى اله وصحبه وسلم الحمد لله حمدا يوافي نعمه ويكافيء مزيده ....
KH. Abdul Wahab Hasbullah 
( _PART 1_ )

Suarakpkcyber.com-KH. Abdul Wahab Hasbullah adalah seorang ulama yang sangat alim dan tokoh besar dalam NU dan bangsa Indonesia. Beliau dilahirkan di Desa Tambakberas, Jombang, Jawa Timur pada bulan Maret 1888. silsilah KH. Abdul Wahab Hasbullah bertemu dengan silsilah KHM. Hasyim Asy’ari pada datuk yang bernama Kiai Shihah.

Semenjak kanak-kanak, Abdul Wahab dikenal kawan-kawannya sebagai pemimpin dalam segala permainan. Beliau dididik ayahnya sendiri cara hidup,seorang santri. Diajaknya shalat berjamaah, dan sesekali dibangunkan malam hari untuk shalat tahajjud. Kemudian K.H. Hasbullah membimbingnya untuk menghafalkan Juz Ammah dan membaca Al Quran dengan tartil dan fasih. Lalu beliau dididik mengenal kitab-kitab kuning, dari kitab yang paling kecil dan isinya diperlukan untuk amaliyah sehari-hari. Misalnya Kitab Safinatunnaja, Fathul Qorib, Fathul Mu'in, Fathul Wahab, Muhadzdzab dan Al Majmu'. Abdul Wahab juga belajar Ilmu Tauhid, Tafsir, Ulumul Quran, Hadits, dan Ulumul Hadits.

Kemauan yang keras untuk menimba ilmu sebanyak-banyaknya tampak semenjak masa kecilnya yang tekun dan cerdas memahami berbagai ilmu yang dipelajarinya. Sampai berusia 13 tahun Abdul Wahab dalam asuhan langsung ayahnya. Setelah dianggap cukup bekal ilmunya, barulah Abdul Wahab merantau untuk menuntut ilmu. Maka beliau pergi ke satu pesantren ke pesantren lainnya. Kemudian Abdul Wahab belajar di pesantren Bangkalan, Madura yang diasuh oleh K.H. Kholil Waliyullah.

Beliau tidak puas hanya belajar di pesantren-pesantren tersebut, maka pada usia sekitar 27 tahun, pemuda Abdul Wahab pergi ke Makkah. Di tanah suci itu mukim selama 5 tahun, dan belajar pada Syekh Mahfudh At Turmasi dan Syekh Yamany. Setelah pulang ke tanah air, Abdul Wahab langsung diterima oleh umat Islam dan para ulama dengan penuh kebanggaan.

*Pendidikan*

Masa pendidikan K.H. Abdul Wahab Hasbullah dari kecil hingga besar banyak dihabiskan di pondok pesantren. Selama kurang lebih 20 tahun, ia secara intensif menggali pengetahuan keagamaan dari beberapa pesantren. Karena tumbuh dilingkungan pondok pesantren, mulai sejak dini ia diajarkan ilmu agama dan moral pada tingkat dasar. Termasuk dalam hal ini tentu diajarkan seni Islam seperti kaligrafi, hadrah, barjanji, diba’, dan sholawat. Kemudian tak lupa diajarkan tradisi yang menghormati leluhur dan keilmuan para leluhur, yaitu dengan berziarah ke makam-makam leluhur dan melakukan tawasul. Beliau dididik ayahnya sendiri cara hidup,seorang santri. Diajaknya shalat berjamaah, dan sesekali dibangunkan malam hari untuk shalat tahajjud. Kemudian Wahab Hasbullah membimbingnya untuk menghafalkan Juz ‘Amma dan membaca Al Quran dengan tartil dan fasih. Lalu beliau dididik mengenal kitab-kitab kuning, dari kitab yang paling kecil dan isinya diperlukan untuk amaliyah sehari-hari. Misalnya: Kitab Safinatunnaja, Fathul Qorib, Fathul Mu’in, Fathul Wahab, Muhadzdzab dan Al Majmu’. Wahab Hasbullah juga belajar Ilmu Tauhid, Tafsir, Ulumul Quran, Hadits, dan Ulumul Hadits.

Kemauan yang keras untuk menimba ilmu sebanyak-banyaknya tampak semenjak masa kecilnya yang tekun dan cerdas memahami berbagai ilmu yang dipelajarinya. Selama enam tahun awal pendidikannya, ia dididik langsung oleh ayahnya, baru ketika berusia 13 tahun, Wahab Hasbullah merantau untuk menuntut ilmu. Maka beliau pergi ke satu pesantren ke pesantren lainnya.

Diantara pesantren yang pernah disinggahi Wahab Hasbullah adalah sebagai berikut:

1.      Pesantren Langitan Tuban.

2.      Pesantren Mojosari, Nganjuk.

3.      Pesantren Cempaka.

4.      Pesantren Tawangsari, Sepanjang.

5.      Pesantren Kademangan Bangkalan, Madura dibawah asuhan Kiai Kholil Bangkalan.

6.      Pesantren Branggahan, Kediri.

7.      Pesantren Tebu Ireng, Jombang dibawah asuhan K.H. Hasyim Asy’ari.

Khusus di Pesantren Tebu Ireng, ia cukup lama menjadi santri. Hal ini terbukti, kurang lebih selama 4 tahun, ia menjadi “lurah pondok”, sebuah jabatan tertinggi yang dapat dicicipi seorang santri dalam sebuah pesantren, sebagai bukti kepercayaan kiai dan pesantren tersebut (Mashyuri, 2008:83).


*Menikah dan Membina Rumah Tangga*

Pada tahun 1914, Abdul Wahab Hasbullah menikah dengan Kiai Musa yang bernama Maimunah. Sejak itu ia tinggal bersama mertua di kampong Kertopaten Surabaya. Dari perkawinan ini lahir seorang anak laki-laki pada tahun 1916 bernama Wahib, yang kemudian dikenal sebagai Kiai Wahab Wahib. Namun, pernikahan dan membina rumah tangga ini tidak berlangsung lama. Istrinya meninggal sewaktu mereka berdua menjalankan ibadah haji pada tahun 1921. Setelah itu Kiai Wahab Hasbullah menikah lagi dengan perempuan bernama Alawiyah, pitri Kiai Alwi. Namun pernikahan ini pun tidak berlangsung lama sebeb setelah mendapatkan putra, istrinya meninggal. Begitu juga untuk ketiga kalinya ia menikah lagi, namun pernikahannya tidak berlangsung lama. Tidak jelas siapakah nama istri ketiganya ini, Juga, penyebab terputusnya pernikahan yang tidak lama tersebut, apakah karena istrinya meninggal atau bercerai.

Dari sini beliau menikah lagi, pernikahan keempat dilakukan dengan Asnah, putrid Kiai Sa’id, seorang pedagang dari Surabaya dan memperoleh empat orang anak, salah satunya bernama Kiai Nadjib (almarhum) yang sekanjutnya mengasuh Pesantren Tambakberas.

Namun lagi-lagi pernikahan ini tidak langgeng kembali. Nyai Asnah meninggal dunia. Kemudian Kiai Wahab menikah lagi untuk yang kelima kalinya dengan seorang janda bernama Fatimah, anak Haji Burhan. Dari pernikahan ini beliau tidak mendapatkan keturunan. Namun, dari Fatimah ia memperoleh anak tiri yang salah satunya kelak besar bernama K.H. A. Syaichu.

Dari sinilah banyak orang mencemooh perilaku Kiai Wahab. Tidak jarang, banyak orang yang menjulukinya sebagai “kiai tukang kawin” karena setekah itupun ia menikah kembali untuk yang keenam kalinya. Kali ini dengan anak Kiai Abdul Madjid Bangil, yang bernama Ashikhah. Pernikahan inipun tidak berlangsung lama karena saat menunaikan ibadah haji bersama, Nyai Ashikhah meninggal dunia. Dari istri ini beliau dikaruniai empat orang anak.

Pernikahan belaiau yang terakhir, yang ketujuh adalah dengan kakak perempuan Ashikhah, bernama Sa’diyah. Dengan perempuan inilah pernikahan Kiai Wahab mencapai puncaknya, artinya langgeng sampai akhir hayat beliau. Dari Nyai Sa’diyah ini beliau mendapatkan beberapa keturunan, yaitu Mahfuzah, Hasbiyah, Mujidah, Muhammad Hasib dan Raqib (Masyhuri, 2008:84 dan Aceh, 1957:125-126).

Langkah awal yang ditempuh K.H. Abdul Wahab Hasbullah, kelak sebagai Bapak Pendiri NU, itu merupakan usaha membangun semangat nasionalisme lewat jalur pendidikan. Nama madrasah sengaja dipilih 'Nahdlatul Wathan' yang berarti: 'Bergeraknya/bangkitnya tanah air', ditambah dgngan gubahan syajr-syair yang penuh dengan pekik perjuangan, kecintaan terhadap tanah tumpah darah serta kebencian terhadap penjajah, adalah bukti dari cita-cita murni Kiai Abdul Wahab Hasbullah untuk membebaskan. belenggu kolonial Belanda.

Namun demikian, tidak kalah pentingnya memperhatikan langkah selanjutnya yang akan ditempuh Kiai Wahab, setelah berhasil mendirikan 'Nahdlatul Wathan'. Ini penting karena dalam diri Kiai 'Wahab agaknya tersimpan beberapa sifat yang jarang dipunyai oleh orang lain. Beliau adalah tipe manusia yang pandai bergaul dan gampang menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Tetapi, beliau juga seorang ulama yang paling tangguh mempertahankan dan membela pendiriannya. Beliau diketahui sebagai pembela ulama pesantren (ulama bermadzhab) dari serangan-serangan kaum modernis anti madzhab.

Bertolak dari sifat dan sikap Kiai Wahab itulah, maka mudah dipahami apabila kemudian beliau mengadakan pendekatan dengan ulama-ulama terkemuka seperti, K.H. A. Dachlan, pengasuh pondok Kebondalem Surabaya, untuk mendirikan madrasah 'Taswirul Afkar'. Semula 'Taswirul Afkar' yang berarti 'Potret Pemikiran' itu, merupakan kelompok diskusi yang membahas berbagai masalah keagamaan dan kemasyarakatan. Dan anggotanya juga terdiri atas para ulama dan ulama muda yang mempertahankan sistem bermadzhab. Tetapi dalam perkembangan selanjutnya sekitar tahun 1919, kelompok ini ditingkatkan statusnya menjadi madrasah 'Taswirul Afkar' yang bertugas mendidik anak-anak lelaki setingkat sekolah dasar agar menguasai ilmu pengetahuan agama tingkat elementer.

Bertempat di Ampel Suci (dekat Masjid Ampel Surabaya), madrasah 'Taswirul Afkar' bergerak maju. Puluhan dan bahkan kemudian ratusan anak di Surabaya bagian utara itu menjadi murid 'Taswirul Afkar', yang pada saat itu (tahun-tahun permulaan) dipimpin K.H. A. Dachlan. Namun demikian, bukan berarti meniadakan kelompok diskusi tadi. Kegiatan diskusi tetap berjalan dan bahkan bertambah nampak hasilnya, berupa 'Taswirul Afkar'. Dan madrasah ini hingga sekarang masih ada dan bertambah megah. Hanya tempatnya telah berpindah, tidak lagi di Ampel Suci, tetapi di Jalan Pegirian Surabaya.

Hingga di sini Kiai Wahab telah berada di tiga lingkungan: Syarikat Islam (SI) berhubungan dengan H.O.S. Tjokroaminoto, Nahdlatul Wathan dengan K.H. Mas Mansur, dan Taswirul Afkar dengan K.H. A. Dachlan. Tiga lingkungan itu pun memiliki ciri-ciri yang berbeda-beda. Tjokroaminoto lebih condong pada kegiatan politik; K.H. Mas Mansur lebih dekat dengan kelompok anti madzhab sedangkan K.H. A. Dachlan tidak berbeda dengan Kiai Wahab, yakni ulama yang mempertahankan sistem madzhab.

Dalam hubungannya dengan gerakan pembaruan itu, agaknya Kiai Wahab seringkali tidak dapat menghindari serangan-serangan mereka baik yang ada di SI maupun di K.H. Mas Mansur sendiri. Meski tujuan utamanya membangun nasionalisme, serangan-serangan kaum modernis seringkali dilancarkan hingga Kiai Wahab perlu melayaninya. Di sinilah mulai tampak perbedaan pendapat antara Kiai Wahab dengan K.H. Mas Mansur.

Peristiwa ini tampaknya sudah terbayang dalam pikiran Kiai Wahab, sehingga tidak perlu mempengaruhi semangat perjuangannya. Bahkan beliau bertekad untuk mengembangkan Nahdlatul Wathan ke berbagai daerah. Dengan K.H. Mas Alwi, kepala sekolah yang baru, Kiai Wahab membentuk cabang-cabang baru: Akhul Wathan di Semarang, Far'ul Wathan di Gresik, Hidayatul Wathan di Jombang, Far'ul Wathan di Malang, Ahlul Wathan di Wonokromo, Khitabul Wathan di Pacarkeling, dan Hidayatul Wathan di Jagalan.

Apa pun nama madrasah di beberapa cabang itu pastilah dibelakangnya tercantum nama 'Wathan' yang berarti 'tanah air'. Ini berarti tujuan utamanya adalah membangun semangat cinta tanah air. Dan syair 'Nahdlatul Wathan' berkumandang di berbagai daerah dengan variasi cara menyanyikannya sendiri-sendiri. Misalnya di Tebuireng, hingga tahun 1940-an syair tersebut tetap dinyanyikan para santri setiap kali akan dimulainya kegiatan belajar di sekolah. Dan setiap hendak menyanyikan syair tersebut, para murid santri diminta berdiri tegak sebagaimana layaknya menyanyikan lagu kebangsaan 'Indonesia Raya'.

Seperti telah disinggung, bahwa selain Kiai Wahab harus memperhatikan Nahdlatu1 Wathan dan juga keterlibatannya di SI, beliau juga tidak dapat membiarkan serangan-serangan kaum modernis yang dilancarkan kepada ulama bermadzhab. Lagi pula, serangan-serangan itu tidak mungkin dapat dihadapi sendirian. Sebab itu, pada tahun 1924, Kiai Wahab membuka kursus 'masail diniyyah' (khusus masalah-masalah keagamaan) guna menambah pengetahuan bagi ulama-ulama muda yang mempertahankan madzhab.

Kegiatan kursus ini dipusatkan di madrasah 'Nahdlatul Wathan' tiga kali dalam seminggu. Dan pengikutnya ternyata tidak hanya terbatas dari Jawa Timur saja, melainkan juga ada yang dari Jawa Tengah, Jawa Barat, dan beberapa lagi dari Madura. Jumlah peserta kursus sebanyak 65 orang. Karena peserta begitu banyak, maka .Kiai Wahab meminta teman-temannya untuk membantu. Di antara teman-temannya yang bersedia mendampingi ialah KH. Bishri Syansuri (Jombang), KH. Abdul Halim Leuwimunding (Cirebon), KH. Mas Alwi Abdul Aziz dan KH. Ridlwan Abdullah keduanya dari Surabaya, K.H. Maksum dan K.H. Chalil keduanya dari Lasem, Rembang. Sedangkan dari kelompok pemuda yang setia mendampingi Kiai Wahab ialah: Abdullah Ubaid, Kawatan Surabaya, Thahir Bakri, dan Abdul Hakim, Petukangan Surabaya, serta Hasan dan Nawawi, keduanya dari Surabaya.

Dengan demikian, Kiai Wahab telah juga membangun pertahanan cukup ampuh bagi menolak serangan-serangan kaum modernis. Enam puluh lima ulama yang dikursus, agaknya dipersiapkan betul untuk menjadi juru bicara tangguh dalam menghadapi kelompok pembaru, sehingga dalam perkembangan berikutnya, ketika berkobar perdebatan seputar masalah 'khilafiyah' di beberapa daerah, tidak lagi perlu meminta kedatangan Kiai Wahab, tapi cukup dihadapi ulama-ulama muda peserta kursus tersebut.

Pada saat pemimpin-pemimpin Islam mendapat undangan dari Raja Hijaz lalu membentuk Komite Khilafat, K.H. Abd. Wahab Hasbullah mengusulkan agar delegasi ke Makkah menuntut dilindunginya madzahibul arba' ah di Makkah - Madinah. Dan setelah mengetahui usulnya kurang diperhatikan oleh tokoh-tokoh SI dan Muhammadiyah, lalu KH. Abd. Wahab atas izin KH.Hasyim Asy' ari membentuk Komite Hijaz untuk mengirim delegasi sendiri ke Makkah - Madinah. Dan Komite Hijaz inilah yang kemudian melahirkan JAM’IYAH NAHDLATUL ULAMA, sehingga kehadiran NU tidak dapat dilepaskan dari perjuangan K.H. Abd. Wahab Hasbullah.

Demikianlah selintas pintas riwayat K.H. Abdul Wahab Hasbullah dalam menegakkan semangat nasionalisme bangsa Indonesia dalam rangka mengusir penjajah di tanah tercinta Indonesia. Di samping itu beliau seorang tokoh besar Islam terutama dalam mempertahankan kebenaran madzhab dari serangan kaum yang menyebut dirinya modernis Islam.

Meninggal Olahraga



Minggu 19 July 2020
Oleh : Dahlan Iskan

Suarakpkcyber.com-Tiga bersaudara ini wartawan semua. Yang dua meninggal karena olahraga. Tahun lalu si kakak meninggal saat ikut maraton di Surabaya (baca juga: Jantung Maraton). Jumat kemarin, giliran Hadi Mustofa, sang adik. Ia meninggal saat berolahraga naik sepeda.

Ups... bukan tiga. Tapi empat. Yang satu lagi bukan wartawan: Helmy Nashor. Tapi juga meninggal ketika baru selesai berolahraga: main tenis. Helmy adalah anak sulung. Pegawai Perhutani. Meninggal empat tahun lalu.

Dari empat laki-laki itu kini tinggal Dimam Abror yang masih hidup. Abror juga gila olahraga: sepak bola. Pun ketika sudah berumur. Maka Sabtu pagi kemarin saya kirim WA kepadanya: Mas Abror tidak boleh meninggal muda. Untunglah Abror sudah berhenti main bola: dicekal istri dan anak-anaknya.

Abror adalah pemimpin redaksi Jawa Pos di masa mudanya. Khusnun, yang meninggal saat ikut maraton itu, pemimpin redaksi Malang Pos di masa hidupnya. Hadi Mustofa yang meninggal Jumat kemarin adalah wartawan Republika. Lalu menjadi pemimpin redaksi juga: majalah BUMN Track.

Ketika majalah itu maju, Hadi mundur. Ia mendirikan majalah baru: BUMN Insight.

Sayalah yang diminta untuk  meluncurkan edisi pertama majalah itu. Saya terlalu sering minta tolong Hadi. Gratisan. Termasuk untuk membaca ulang setiap tulisan saya. Waktu itu. Yakni tulisan seminggu sekali dengan nama rubrik Manufacturing Hope.

Biasanya saya malas membaca ulang naskah yang saya tulis. Alasan saya klasik: sibuk.

Saya terlalu percaya pada jempol penekan keyboard di layar ponsel. Hadi melihat tulisan saya sering salah eja. Gegara kritiknya itu saya menawarinya pekerjaan suka rela membaca ulang naskah saya itu.

Hadi pun mau. Maka Hadi-lah yang memperbaiki kalau ada yang salah-salah atau typo. Seminggu sekali. Selama tiga tahun. Suatu saat Hadi datang ke saya menyodorkan buku. Ia-lah yang menulis buku itu. Masih dalam bentuk draft. Ia minta agar saya mau menulis kata pengantar untuk buku itu.

Saya lihat covernya: foto Ignatius Jonan, (kala itu) direktur utama PT Kereta Api Indonesia.

Saya ingat foto itu. Suatu saat Jonan memperlihatkan foto wajahnya pada saya. Untuk dinilai.

"Apakah seperti ini?" tanya Jonan.

"Kurang," jawab saya.

Sebelum itu saya memang sering bercanda dengan Jonan. Canda serius. "Anda ini sudah menjadi seorang CEO. Harus bisa tersenyum," kata saya. "Kalau masih menjadi CFO boleh tidak pernah tersenyum. Tapi sekarang ini kan Anda CEO," gurau saya.

Rupanya, setelah itu, Jonan mulai belajar tersenyum. Lalu difoto. Foto itulah yang ditunjukkan pada saya. Tapi senyumnya masih belum natural.

Foto berikutnya luar biasa. Jonan bisa tersenyum yang sangat benar. Saya pun memujinya –sambil menyarankan agar lebih sering tersenyum seperti itu. "Agar kelak bisa menjadi orang lebih besar lagi," kata saya.

Rupanya foto itu yang kemudian menjadi sampul buku yang dibawa Hadi Mustofa tersebut. Maka saya pun langsung setuju: foto ini bagus. Hadi pun memperoleh kata pengantar dari saya.

Tentu Anda tidak bisa membayangkan kalau belum membeli buku itu. Yakni buku tentang bagaimana Jonan melakukan revolusi kereta api di Indonesia. Jonan akhirnya menjadi Menteri Perhubungan. Lantas menjadi Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral.

Hadi sangat memuji kepemimpinan Jonan. Saya setuju atas sikap Hadi itu. Yang tidak saya sangka: Hadi lantas menjadi staf khusus Jonan. Saya lihat ia mengenakan pakaian dinas Kementerian Perhubungan. Necis dan ganteng.

Ketika Jonan menjadi Menteri ESDM, Hadi pun tetap menjadi staf khususnya. Jonan sangat terbantu oleh Hadi. Yang punya pembawaan mudah berkomunikasi dengan banyak kalangan.

Seperti umumnya wartawan yang sukses, logika berpikir Hadi sangat baik. Ia juga sosok yang sangat tawadhu. Ia seperti NU mesti ayahnya tokoh Muhammadiyah, Kiai Djuraid  Mahfud.

Setelah Jonan tidak lagi di kabinet, Hadi masih menjabat sebagai komisaris PT Pertagas. Yakni anak perusahaan Pertamina yang bergerak di bidang gas.  Hadi juga punya waktu lebih banyak untuk olahraga. Sejak setahun lalu ia mencoba bersepeda.

Jumat kemarin Hadi ingin menggabungkan pekerjaan dengan olahraga. Pagi itu ada rapat di Balai Pustaka. Penerbit buku itu kantornya di Matraman. Sedang rumah Hadi di Depok.

Malam sebelumnya Hadi memberitahu Ima, istrinya. Untuk rapat di Balai Pustaka Jumat pagi ia akan naik sepeda saja. Dari rumahnya.

Sang istri mengingatkan jarak Depok–Matraman itu jauh. Sang istri lantas membuka Google Map: 36 Km. Tapi Hadi berkeras. Selesai rapat ia langsung naik sepeda lagi untuk pulang. Berarti 72 Km.

Sampailah jembatan dekat UI di Depok itu. Tidak jauh dari jembatan itu ia terjatuh. Badannya tergeletak di pinggir jalan. Lokasi jatuh itu tepat di depan sebuah warung.

Tidak ada yang berani mendekat. Musim Covid-19 membuat orang takut mendekati apa pun yang mencurigakan.

Dipanggillah polisi. Lalu ambulans. Hadi sudah meninggal dunia. Di usianya yang 55 tahun.

Ia kena serangan jantung. Rupanya ia baru menanjak di jembatan itu. Setelah jalan menuruni jembatan jantungnya tidak kuat.

Kini, dari 4 laki-laki bersaudara, tinggal Abror yang masih hidup. Sedang tiga perempuan di 7 bersaudara itu yang seorang juga sudah meninggal dunia. Kini Abror 57 tahun. Sangat disiplin berolahraga. 

Mereka sangat sadar berolahraga. Semuanya. Mereka sangat tahu olahragalah yang akan menjadi jalan keluar problem kesehatan seluruh keluarga itu: diabetes.

Gula darah itu menurun dari ibu mereka. Karena itu empat laki-laki bersaudara itu juga sangat disiplin menjaga makanan. Mereka sudah lama tidak makan nasi. Mereka juga sangat disiplin dalam ibadah: salat tepat waktu.

Mereka memang keluarga intelektual. Pendidikan mereka tinggi-tinggi. Kehidupan sehari-hari mereka pun kehidupan intelektual. "Rupanya kami menjalani disiplin itu terlalu ketat. Termasuk olahraga kami mungkin berlebihan," komentar Abror atas WA saya padanya.

Abror pernah bergabung ke klub senam saya. Sudah mulai asyik. Tapi belakangan tidak pernah datang lagi. Sibuk di politik. Baginya olahraga itu hanya lari atau sepakbola. Abror-lah pendiri klub sepak bola Askring di lingkungan wartawan: Asal Kringetan.

Saya hanya bisa membaca beritanya ketika Hadi dimakamkan. Maafkan Hadi, saya tidak bisa ke Jakarta. Tapi, saya lihat foto-foto pemakaman itu, ada Jonan di sana. (red)

https://www.disway.id/r/1007/meninggal-olahraga

PARTKEL - MASKER



Suarakpkcyber.com-*SUDAH* dua kali ke Arab. Terkenal panas. Saat haji dan umroh. Di Mekah juga Madinah. Bagi yang belum, sabar, semoga dimampukan Tuhan (Allah SWT).

Saat haji. Maktab (hotel) di Simaliah Aziziah. Jauh dari Masjidil Haram. Dekat kota Mina. Perbatasan Mekah dan Mina, tampak jelas perbatasannya, dilihat dari Maktab.

Biasa, dari maktab jalan kaki menuju terminal haji Indonesia. Naik bus (bis). Kemudian, dengan bis menuju Masjidil Haram. Ditengahnya ada Ka'bah, dikelilingi Masjdil Haram. Dingin. Di situ tempat ibadah kaum muslimin dan muslimah, sedunia.

Saat berjalan ke terminal. Banyak angin, berdebu. Saya pakai sorban. Semua pakai sorban. Hampir semua bersorban. Orang setempat maupun jemaah. Sorban saya kalungkan, sebab saya pakai songkok.

Saat panas dan debu. Sorban sebagai penutup. Untuk penutup kepala juga penutup hidung. Sekaligus saat sholat dipakai sebagai sajadah.

Sorban sebagai penutup hidung dari debu. Ya...berfungsi juga mirip sebagai masker.

Di depan agak ke keri Maktab saya tinggal. Di situ ada bangunan. Bertingkat. Baru proses dibikin. Para perja bangunan. Ada yang dari negara India.

Orang India, saat bekerja. Mereka juga pakai jubah dan sorban. Sorbannya, dipakai menutup kepala dan hidungnya - masker.

Di situlah, saya lihat. Memanng busana menyesuaikan iklim setempat. Busana sebagai alat pelindung diri (APD) sesuai iklim, jaga sesuai estetika setempat. Busana adalah budaya setempat.

Sorban bisa sebagai masker dari debu. Masker juga untuk penyaring debu. Partikel debu. Agar debu tak masuk ke Paru. Sehat.

Ada respirator. Juga menyaring partikel debu atau partikel lainnya. Tetapi respirator bisa untuk menyaring gas kimia ataupun bau. Respirator diberi katalisator. Bahan katalisator tergantung paparan yang ada. Agar udara yg didihirup jadi netral - bersih.

Apakah virus bisa disaring menggunakan masker? Jawabnya bisa. Juga agar virus tak tersebar. Saat wahing (bersin).

Bisa dikata virus juga partikel. Berapa mikron ukuran pertikel virusnya. Jika ukuran partikel 5 mikron, harus pakai masker yang saringannya ukuran dibawahnya.

Jika paparan partikel 5 mikron, saringan masker 6 mikron. Tentu bablas partikelnya ke lubang hidung. Dan, bisa ke Paru.

Tentu saja. Masker jangan sampai menutup hidung berlebihan. Arti berlebihan kebutuhan oksigen tubuh sampai kekurangan. Jangan sampai. Oksigen itu dari udara yang dihirup.

Kata Dr. Mardjo Subiandono, "Virus (termasuk covid-19) adalah benda mati yang dapat hidup di media hidup....", (makalah dari teman WA grup). Bayangan saya : membawa virus kan jadi gampang..."benda mati". Seperti debu patikel virus, sangat kecil-kecil. (Prof.Gempur Santoso, Penasehat MOI Jatim, Guru Besar Univ.Adi Buana Surabaya).

" GANTI ISTRIMU "

Tajuk : suarakpkcyber.com

Pada suatu ketika, Nabi Ibrahim datang ke Mekkah untuk mengunjungi anaknya, yaitu Nabi Isma’il. Akan tetapi, Nabi Isma’il saat itu sedang tidak berada di rumah. Ia sedang pergi berburu. Nabi Ibrahim menemui istri Nabi Isma’il dan bertanya ke mana suaminya dan apa pekerjaannya.

Maka istri Nabi Isma’il menceritakan bahwa suaminya pergi berburu dan kehidupan mereka sangat sulit. Maka Nabi Ibrahim berkata kepadanya, “Apabila suamimu datang, sampaikan salam dariku dan katakan agar ia mengganti palang pintu rumahnya.”

Kemudian Nabi Ibrahim segera pulang. Tatkala Nabi Isma’il telah datang, ia seakan merasakan sesuatu, maka ia bertanya kepada istrinya.

Istrinya lalu bercerita, “Tadi ada seorang tua datang yang sifatnya demikian (ia menyebutkan sifat-sifat Nabi Ibrahim). Ia bertanya tentang engkau dan aku kabarkan kepadanya. Dia juga bertanya tentang kehidupan kita dan aku kabarkan bahwa sesungguhnya kita dalam kesulitan. Dia menitip salam untukmu dan mengatakan agar engkau mengganti palang pintu rumahmu.”

Maka Nabi Isma’il pun berkata, “Dia adalah ayahku, dan engkaulah yang dimaksud dengan palang pintu itu. Kembalilah engkau kepada orang tuamu (Nabi Isma’il menceraikan istrinya, ed.)!”

Kemudian Nabi Isma’il menikah lagi dengan wanita lain. Setelah itu, Nabi Ibrahim datang lagi pada waktu yan lain, dan Nabi Isma’il juga kebetulan sedang pergi berburu. Maka Nabi Ibrahim menemui istri Nabi Isma’il dan bertanya tentang Nabi Isma’il. Maka istrinya bersyukur kepada Allah dan juga menceritakannya.

Kemudian Nabi Ibrahim menanyakan tentang kehidupan mereka. Istri Nabi isma’il menceritakan bahwa kehidupan mereka penuh dengan nikmat dan kebaikan. Istri Nabi isma’il tersebut adalah seorang wanita yang baik, yang bersyukur kepada Allah dan juga kepada suaminya. Kemudian Nabi Ibrahim berkata kepadanya, “Jika suamimu datang, sampaikanlah salam kepadanya dan katakan kepadanya agar ia mengokohkan palang pintu rumahnya.”

Setelah itu, Nabi Ibrahim pun segera pulang.

Maka tatkala Nabi Isma’il pulang, ia bertanya kepada istrinya, “Apakah tadi ada yang mengunjungimu?

Istrinya menjawab, “Tadi datang kepadaku seorang tua yang keadaannya demikian….”

Nabi Isma’il bertanya, “Apakah ada sesuatu yang ia katakan kepadamu?”

Istrinya menjawab, “Dia bertanya kepadaku tentang dirimu, dan aku pun menceritakannya. Dan ia bertanya pula tentang kehidupan kita, maka aku sampaikan bahwa kita berada dalam kenikmatan, dan aku mengucapkan syukur memuji Allah.”

Nabi Isma’il bertanya lagi, “Kemudian apalagi yang ia katakan?”

Istrinya menjawab, “Ia menitipkan salam untukmu dan memerintahkannmu untuk mengokohkan palang pintu rumahmu.”

Nabi Isma’il lantas berkata, “Dia adalah ayahku, dan engkau adalah palang pintu itu. Ia memerintahkan agar aku tetap mempertahankanmu (sebagai istri).”

(HR. Al Bukhari no. 3364).

Pelajaran yang bisa diambil dari kisah ini:

Banyak berkeluh kesah kepada manusia adalah perbuatan tercela.

Jangan suka menceritakan aib keluarga, apalagi terhadap orang yang baru diken   al.

Termasuk sifat istri shalihah adalah bersyukur kepada Allah SWT
       
        "Redaksi"

SEBUAH RENUNGAN .....???!!!



Ada seorang tua yang sangat beruntung. Dia menemukan
sebutir mutiara yang besar & sangat indah. 
Namun kebahagiaannya segera berganti menjadi kekecewaan begitu dia mengetahui ada sebuah titik noda hitam kecil di atas mutiara tsb.

Hatinya terus bergumam, kalau lah tidak ada titik noda
hitam, mutiara ini akan menjadi yang tercantik dan paling sempurna di dunia. Semakin dia pikirkan semakin kecewa hatinya.

Akhirnya, dia memutuskan untuk menghilangkan titik noda dengan menguliti lapisan permukaan mutiara.

Tetapi setelah dia menguliti lapisan pertama, noda tsb
masih ada. Dia pun segera menguliti lapisan kedua dengan keyakinan titik noda itu akan hilang. Tapi kenyataannya noda tsb masih tetap ada. 

Lalu dengan tidak sabar, dia mengkuliti selapis demi selapis, sampai lapisan terakhir.

Benar juga noda telah hilang, tapi mutiara tsb ikut hilang...

HIKMAH ...
Begitulah dengan kehidupan nyata. Kadang kita suka mempermasalahkan hal yang kecil, yang tidak penting sehingga akhirnya merusak nilai yang besar.

Persahabatan yang indah puluhan tahun berubah menjadi permusuhan yang hebat hanya karena sepatah kata pedas yg tidak disengaja. 

Keluarga yang rukun & harmonispun jadi hancur hanya karena perdebatan-perdebatan kecil yang tak penting.

Yang remeh kerap di permasalahkan, yang lebih penting dan berharga lupa dan terabaikan.

Seribu kebaikan sering tak berarti. 
Tapi setitik kekurangan diingat seumur hidup.

Mari belajar menerima kekurangan apapun yg ada dalam kehidupan kita. Bukankah tak ada yang sempurna di dunia ini...???

SEHATI bukan karena sama persis, tapi sehati karena saling memahami, menyadari, memaklumi, memaafkan & memperbaiki diri.

CINTA bukan karena terpesona. Tapi cinta karena saling terbuka

BERSAMA bukan karena harta dunia, tapi bersama karena SALING MENGISI

INDAH bukan karena selalu mudah, tetapi indah kerena dihadapi bersama setiap kesusahan.

Semoga menjadi renungan yg bermanfaat bagi kita semua.

اللهم اعنا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك

Allohuma a'inna 'ala dzikrika wa syukrika wa husni ibadatika...
*Yaa Alloh bantulah kami untuk selalu berdzikir kepadamu dan bersyukur kepadamu dan baiknya Ibadah kpdmu...*

       Redaksi

 Suarakpkcyber.com
Senin,22 juni 2020 pkl.07.00 wib

Tugas Sulit Menjadi Mudah



Suarakpkcyber.com-ALKISAH ada seorang pemuda dilanda rasa frustasi yang hebat dan putus asa lantaran mengalami sejumlah kegagalan dalam hidupnya.Ia drop out (DO) dari perguruan tinggi tempatnya sekian tahun menuntut ilmu, lalu memutuskan untuk meggeluti dunia bisnis dengan pinjaman modal yang cukup besar dari bank.

Lantaran kalut putus asa merasa terjebak dalam kebuntuan, ia berniat mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.
Disiapkannya seutas tali dan dia berniat menggantung diri di sebatang pohon.

Pohon yang dituju, saat melihat gelagat seperti itu, tiba-tiba menyela lembut.
“Anak muda yang tampan dan baik hati, tolong jangan menggantung diri di dahanku yang telah berumur ini. Sayang, bila dia patah. Padahal setiap pagi ada banyak burung yang hinggap di situ, bernyanyi riang untuk menghibur siapapun yang berada di sekitar sini,” ujarnya.

Dengan bersungut-sungut, si pemuda pergi melanjutkan memilih pohon yang lain, tidak jauh dari situ.Saat bersiap-siap memasang tali di salah satu dahannya, kembali terdengar suara lirih dari pohon kedua ini.

“Hai anak muda. Kamu lihat di atas sini, ada sarang tawon yang sedang dikerjakan oleh begitu banyak lebah dengan tekun dan rajin. Jika kamu mau bunuh diri, silakan pindah ke tempat lain. Kasihanilah lebah yang telah bekerja keras dan manusia yang membutuhkan madunya nanti tidak dapat menikmati hasilnya,” sebutnya. Sekali lagi, tanpa menjawab sepatah kata pun, si pemuda itu berjalan mencari pohon yang lain.

Pohon ketiga yang ingin ia jadikan tempat gantung diri pun menyampaikan hal yang sama kepadanya.

“Anak muda, karena rindangnya daunku, banyak dimanfaatkan oleh manusia dan hewan untuk sekadar beristirahat atau berteduh di bawah dedaunanku. Tolong jangan mati di sini,” ujarnya.

Setelah pohon yang ketiga kalinya, si pemuda termenung dan berpikir.

“Bahkan sebatang pohonpun begitu menghargai kehidupan ini. Mereka menyayangi dirinya sendiri agar tidak patah, tidak terusik, dan tetap rindang untuk bisa melindungi alam dan bermanfaat bagi makhluk lain," pikirnya.

Akhir seketika timbul-lah kesadaran baru dalam pikiran dan dirinya.

“Aku manusia; masih muda, kuat, dan sehat. Tidak pantas aku melenyapkan kehidupanku sendiri. Mulai sekarang, aku harus bangkit untuk bekerja dengan cara jauh lebih untuk bisa melalui tantangan hidupku sesulit apapun itu, dan aku harus bisa pula bermanfaat bagi makhluk lain”.

Si pemuda pun pulang ke rumahnya dengan penuh semangat dan perasaan lega. Ia mereskedul hutangnya dan memulai usaha baru tetapi tanpa ada rasa putus asa lagi dalam dirinya.

Sahabatku,

Kalau kita mengisi kehidupan ini dengan menggerutu, mengeluh, dan pesimis, tentu kita menjalani hidup ini dengan rasa beban berat dan pada saat batas limit tertentu kita tidak mampu lagi menahan beban itu akan muncul rasa frustasi dan putus asa yang memungkinkan kita mengambil jalan pintas di luar akal sehat.

Ingatlah bahwa kemenangan sejati bukanlah kemenangan atas orang lain, melainkan kemenangan atas diri sendiri.

Berpacu di jalur keberhasilan diri adalah pertandingan untuk mengalahkan rasa ketakutan, keangkuhan, rasa putus asa dan semua beban yang menambat diri kita tempat start.

Jerih payah untuk mengalahkan orang lain sama sekali tak berguna, motivasi kita untuk meraih keberhasilan tak semestinya lahir dari rasa iri, dengki atau dendam.

Keberhasilan sejati memberikan kebahagiaan yang sejati, yang tak mungkin diraih lewat niat yang ternoda.
Pelari yang berlari untuk mengalahkan pelari yang lain, akan tertinggal karena sibuk mengintip laju lawan-lawannya.

Pelari yang berlari untuk memecahkan record-nya sendiri tak peduli apakah pelari lain akan menyusulnya atau tidak, niscaya akan meraih kegemilangan dalam mencapai garis finish.

Keinginan untuk mengalahkan orang lain adalah awal dari kekalahan diri sendiri.
Tapi, orang yang mampu menaklukkan dirinya, akan selalu menjadi pemenang sejati dalam mengharungi perjalanan kehidupan tanpa rasa iri, jauh dari sikap putus asa....

Kerjakan tugas sulit seakan tugas mudah.


Selamat Memperingati Hari Lahir Pancasila, 1 Juni 2020. Tetap Semangat.

Mengenang Duka Indonesia 7 Romadhon

Suarakpkcyber.com– 29/4/2020
Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari salah satu tokoh pahlawan nasional
Pendiri ormas Nahdlatul Ulama (NU) beliau Wafat di bulan Ramadhan. Tepatnya 7 Ramadhan 1366 H, Kurang lebih 75 tahun yang lalu.
Ramadhan tahun itu, umat Islam Indonesia sebetulnya telah memulai menghirup udara kemerdekaan.
Mengenang ulama’ Khos hadratussyekh Kh.Hasyim Asy’ari Tujuh Ramadhan, Saat menjelang wafat Hadratussyekh KH.Muhammad Hasyim Asy’ari sedang mengajar ketika berita tentang jatuhnya Kota Malang dalam agresi Belanda 21 Juli 1947 sampai ke telinga beliau. Hari itu menjadi momen menegangkan bagi masyarakat Indonesia yang baru dua tahun merdeka.  Belanda melakukan serangan tiba-tiba dan menumpahkan darah banyak pejuang, KH Saifuddin Zuhri yang menjadi pemimpin Hizbullah Magelang bercerita, kala itu guru, kiai, dan sahabatnya gugur sebagai syuhada’ oleh tembakan pasukan Belanda, Tiap hari umat Islam melakukan gerak bathin di samping membangun kekuatan militer dengan sejumlah latihan, pengaturan strategi, serta mengkonsolidasikan pasukan Hizbullah dan Sabilillah,Tiap menunaikan sholat mereka memanjatkan Qunut Nazilah, doa setelah ruku’ tanda situasi sedang prihatin,penindasan Belanda begitu kuat,berlahan lahan tapi pasti daerah Republik Indonesia semakin sempit, Kiai Saifuddin menyebut Indonesia menciut tinggal selebar daun kelor, Daerah itu meliputi hanya garis Mojokerto di sebelah Timur dan Gombong (Kebumen) di sebelah Barat dengan Yogya sebagai pusatnya, Di tengah situasi itu, Hadratussyekh KH.Hasyim Asy’ari sangat terpukul saat mendengar Kota Malang jatuh ke tangan penjajah Belanda Apalagi kota tersebut merupakan markas tertinggi Hizbullah-Sabilillah Malang, Kabar buruk itu beliau dengar dari Kiai Gufron, pemimpin Sabilillah Surabaya, Sontak Hadratussyekh KH.Hasyim Asy’ari memanggil para santri sambil menyebut “masyaallah masyaallah!” lalu tak sadarkan diri. Pendiri Nahdlatul Ulama itu mengalami pendarahan otak.

Dokter Angka yang didatangkan dari Jombang tidak bisa berbuat apa-apa karena keadaannya telah keritis Utusan Panglima Besar Sudirman dan Bung Tomo yang khusus datang untuk menyampaikan berita jatuhnya Kota Malang tidak sempat ditemui,Malam itu tanggal 7 Ramadhan 1366 atau 25 Juli 1947, Hadratussyekh Muhammad Hasyim Asy’ari menghadap ke Rahmatullah. Innalillahi wa inna ilaihi roji’un. Hadratussyekh KH.Hasyim Asy’ari wafat dengan warisan jasa yang luar biasa besar,Kelak amal jariyah perjuangan yang belum ia tuntaskan itu berlanjut dengan pergerakan nasional di mana-mana,Para kiai dan kader mudanya tidak surut memperjuangkan kemerdekaan tanah air yang amat mereka cintai, Dalam semangat Islam, mereka berkorban untuk bangkit dan memulihkan keadaan negara kesatuan republik indonesia (NKRI) mereka para salafussholihin meneruskan Perjuangan Hadratussyekh KH.Hasyim Asy’ari menunjukkan betapa cintanya kepada tanah air (HUBBUL WATHON MINAL IMAN) cinta tanah air sebagian dari iman Alfatichah…
(Red)

Mengenang Kartini Dalam Wabah Pandemi Covid-19

Suarakpkcyber.com- Kartini adalah seorang perempuan yang terlahir di Jepara pada tanggal 21 April 1879. Beliau adalah sosok perempuan Bangsawan Jawa putri dari seorang Patih yang diangkat menjadi Bupati Jepara kala itu Raden Mas Adipati Aria Sosroningrat dan ibu M.A Ngasirah. Kartini merupakan anak ke 5 dari 11 Saudara Kandung dan Tiri, Dari semua saudara kandung dan tiri, Kartini lah anak perempuan tertua. Kakek kartini Pangeran Ario Tjondronegoro IV lah sebagai salah satu bupati pertama yang mengajarkan pendidikan barat kepada anak-anaknya.

Semangat Kartini untuk belajar terus menerus yang tak kenal lelah pada kakaknya Sosrokartono yang pintar dalam bidang bahasa dan sekolah di ELS (Europese Lagere School) dan dari hal tersebut Kartini muda mempelajari Bahasa Belanda. Setelah umur 12 tahun kartini muda sudah dapat dipingit dan kartini muda harus tinggal dirumah menjalani kesehariannya.

Meskipun kartini muda hanya dirumah beliau tak kenal menyerah untuk belajar,dirumahpun beliau tetap belajar. Kartini muda memiliki teman yang banyak dan terus menulis surat kepada sahabat-sahabt korespondensinya yang berasal dari Belanda. Salah satu teman korespondensinya Rosa Abandon yang sering diajak oleh kartini bertukar pemikiran dan gagasannya. Dari. Membaca buku-buku dan koran serta majalah eropa, kartini tertarik pada kemajuan berpikir perempuan eropa. Sehingga timbullah pemikiran untuk memajukan perempuan pribumi.

Sebuah adat dan kungkungan tradisi kala itu pada perempuan yang membuat miris hati kartini. Melalui tulisannya untuk menuangkan ide dan gagasannya tertulis : "Zelf-onderricht, Zelf- vertrouwen dan Zelf-werkzaamheid dan juga Solidariteit. Semua itu atas dasar Religieusiteit, Wijsheid en Schoonheid (yaitu Ketuhanan, Kebijaksanaan dan Keindahan), ditambah dengan Humanitarianisme (peri kemanusiaan) dan Nasionalisme (cinta tanah air).

Sebuah perjalanan singkat yang membuat kita memahami bahwasannya meskipun hanya dirumah saja dalam menghadapi wabah pandemi yang telah dianjurkan pemerintah, wanita Indonesia harus terus tetap berkarya dan belajar. Menuangkan segala pemikiran dan gagasan sesuai minat dan bakat kita. Bukan karena dirumah saja perempuan tidak bisa berkarya dan terkungkung layaknya burung dalam sangkar, tetapi perempuan bisa melakukan apa saja dirumah ditengah wabah pandemi ini.
Emansipasi wanita memang bentuk kesejajaran wanita terhadap laki-laki, tetapi wanita pula harus memahami kodrat dengan menjunjung tinggi ketuhanan, kebijaksanaan, keindahan, kemanusiaan dan nasionalisme seperti gagasan dan harapan kartini kala itu. Selamat Hari Kartini Perempuan Indonesia "Jadilah Terang ditengah Kegelapan, Jadilah berguna ditengah ketidakberdayaan".  (Wul)

MEMAKNAI SESUATU YANG BERNILAI

Suarakpkcyber-"Jika Sahabatku wartawan suarakpkcyber berpikir  terlalu kecil untuk membuat sebuah perubahan, cobalah tidur di ruangan dengan seekor lalat."

"Satu-satunya sumber yang luar biasa dari pengetahuan adalah pengalaman." guru yang paling berharga

"Kelihatannya semua itu mustahil sampai semuanya terbukti."

"Sahabatku Hitunglah umur kita dengan teman, bukan tahun. Hitunglah hidupmu dengan senyum, bukan air mata."

"Beberapa Banyak orang memimpikan kesuksesannya, sementara yang lain bangun setiap pagi untuk mewujudkannya."

"Kamu tidak perlu menjadi luar biasa untuk memulai sesuatu, tapi kamu harus memulai untuk menjadi luar biasa."

Salam hormat Sahabatku wartawan, di mana saja berada, jagalah kebersamaan bagaikan kita menjaga denyut detak nadi kita disetiap saat....

SUHARTO, SH*
Pimred suarakpkcyber

Lawan Virus Corona,....!!!Jangan Ditakuti....!!!

Orang yang kena Covid 19 rata-rata orang yg ketakutan sehingga dia drop dan imun tidak keluar dan disitulah covid 19 masuk menyerang.

Ambil contoh anak kecil sangat jarang sekali yg kena covid 19 di seluruh dunia. Hanya orang-orang dewasa yg imun nya turun gara-gara ketakutan, was-was, panik dan termakan berita berita hoax...!!

Di daerah Wuhan sendiri saat ini sdh mulai normal kembali berkat peran media yang hanya memberitakan tentang orang-orang yang sudah sehat tanpa berita-berita kematian karena corona.

Berita-berita penyemangat juga gencar untuk membalik pola pikir warga agar tetap optimis. Orang-orang yang optimis ini secara alami imun tubuhnya akan kuat.

Pesan penyemangat  penting  untuk membalik pola pikir warga agar ttp optimis. Orang-orang yang optimis ini secara alami imun tubuhnya

Peran MENTAL di perlukan disini, selain cuci tangan dan social distancing dan berdoa

#sayatenang
#sayamenang
#sayanyumbang

Redaksi : suarakpkcyber.com

Saat Peduli Pada Sesama Tertutup Berarti Kita Sudah Mati

Suarakpkcyber.com-Setelah berhari-hari tak keluar rumah karena lockdown, terpaksa tadi harus ke apotik, saat menunggu obat tiba-tiba seorang kakek datang dan mengeluhkan badannya yang pegal-pegal juga pusing, lalu petugas apotik menyodorkan vitamin, si kakek bertanya: "harganya berapa? setelah dijawab lalu kakek berkata: "yang lainnya saja yg lebih murah nak"...
makdek hati ini rasanya teriris-iris perih sekali (tapi saya tak berani menoleh takut dia malu atau hati saya yang malah malu pada diri ini)
lalu petugas apotik memberi syirup tanpa menanyakan harga lagi kakek itu menjawab: "Nopo mboten wonten yang ukurannya lebih kecil? atau yang boleh nebus separuh nak.."

Ya Allah, ini adalah cambukan terpedih bagi saya yang di sampingnya,
lalu saya katakan.."Mbah, Njenengan pinarak saja di kursi nanti sama masnya diberi obat yang banyak dan yang paling bagus, setelah saya selesaikan kebutuhannya saya pergi dengan hati yang tetap saja terbakar ...

Sepanjang perjalanan pulang, mata ini tak lepas dari pemandangan orang-orang yang pasrah tanpa senyuman, menunggu rejeki mereka di pinggir jalan yang nyaris sepi tanpa orang, tukang becak, penjual mainan dan kakek-kakek penjual pisau, saya tahu mereka terpaksa harus keluar walau tahu di luar sudah susah mendapat uang karena tha'un..

Suasana di mobil pun terasa tak enak, kulirik suami yang sedang mengemudi tampaknya dia juga merasakan keprihatinan yang kurasakan, tiba-tiba dia berkata: Dik, Ulama-ulama salaf sering menganjurkan kita membantu dalam masa Taun atau Wabah seperti ini, Malah Ibnu Hajar al Asqolani menulis kitab berjudul:
بذل الماعون في فضل الطاعون
Badzlul Maa'un  pentingnya mengerahkan segala bantuan utk meringankan orang di kala Thaun/wabah melanda..

Wes, sekarang turunlah dan hampiri mereka satu-satu" dia menghentikan mobilnya.

Tapi setelah menghampiri mereka, semakin terbayang kesusahan hidup yang mereka jalani, kapan covid ini berahir gusti, mereka yang mengandalkan hidup dari kerja harian tak bisa mencukupi kebutuhan bahkan sakitpun mereka abaikan..

Ah..andai semua ummat islam sadar.. Pintu Masjidil Haram dan Roudloh baginda Nabi Muhammad tertutup agar manusia mengalihkan uangnya untuk memperhatikan saudaranya yang miskin.... Bandara tertutup tak menerima kita jalan-jalan agar uang itu untuk membantu sesama.. Mall-mall dibatasi waktu dan pengunjung agar kita berhenti berbelanja dan menghambur-hamburkan uang, padahal di samping kita banyak anak-anak yatim menangis karena kekurangan...

Memang selama ini kita menyantuni mereka, membantu mereka tapi tak sebesar biaya jalan-jalan kita ke Luar Negeri. Kita memang memberi uang orang miskin, tapi tak sebesar biaya kita bolak balik umroh...

 Saat semua itu tertutup inilah saatnya kita menjalani yang masih terbuka yaitu peduli pada sesama...
Saat peduli pada sesama tertutup berarti kita sudah Mati (red)

JUJUR.....!!!!!

Oleh
Isman Hakim Wahyudi


* Hancurnya bangsa bukan hanya disebabkan PERANG, tetapi bisa juga disebabkan CURANG

Terpampang mencolok di Pintu Gerbang salah satu Universitas di Afrika Selatan tulisan :

"Untuk menghancurkan sebuah Bangsa, tidak perlu dengan bom, roket, dan senjata berat, tapi cukup dengan MEMPERMUDAH MURID CURANG DALAM UJIAN dan LONGGAR DALAM DISIPLIN BELAJAR"

Maka ;

* Manusia akan banyak yang mati di tangan para Dokter yang lulus karena curang.

* Rumah dan gedung akan banyak yang ambruk di tangan para Arsitek yang lulus karena curang.

* Perusahaan akan banyak yang bangkrut di tangan para MANAGER & AKUNTAN yang curang

* Agama akan menjadi jualan murahan di dalam ceramah dan pidato para Tokoh Agama yang lulus karena curang.

* Keadilan akan hilang di tangan penegak hukum yang lulus karena curang.

* Kebodohan dan kekasaran akan menjadi karakter anak bangsa yang lulus dari tangan para Guru dan Pendidik yang lulus karena curang.

* Pertahanan negara akan lemah ditangan tentara yang direkrut dan dididik dengan cara-cara curang.

* Tatanan berbangsa akan rusak berat karena di tangan Anggota Legislatif dan penyelenggara Negara yg lulus karena curang, menyuap, dan menghalalkan segala cara.

* Pemimpin Dzolim terpilih dari hasil pemilu Curang maka seluruh kebijakan-kebijakan yg dibuat hanya untuk kepentingan diri dan golongannya

* Penyelenggara Pemilu  yg Curang adalah orang yg telah menjual bangsa dan negaranya karena Legislatif dan Eksekutif yg dihasilkan adalah orang-orang yang Curang

* KEMUNDURAN AKHLAK DALAM ARTI YANG SEBENARNYA ADALAH AWAL KEHANCURAN SEBUAH BANGSA.

Sebuah Renungan

* INI SEMUA ADALAH AKIBAT MANUSIA BERBUAT KERUSAKAN..........MERUSAK MORAL ( AKHLAK ) MANUSIA  dan Allah SWT melaknat mereka  ;

"Maka apakah sekiranya kamu berkuasa, kamu akan berbuat KERUSAKAN di bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang orang yang dikutuk Allah, lalu dibuat tuli ( pendengarannya) , dan dibutakan penglihatannya ( dari kebenaran) ."( QS. Muhammad (47) : 22-23 )

Dawam Wudhu Merupakan Benteng Menangkal Masuknya Segala Virus

SITUASI saat ini di Indonesia setiap orang saling mengingatkan akan pentingnya Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

CUCI Tangan menjadi salahsatu upaya gerakan untuk menangkal masuknya virus corona.

Hal ini bukan berarti secara otomatis menurut Islam sudah dinilai kondisi seluruh tubuh suci.

Sebab bisa jadi setiap muslim setelah cuci tangan, basuh muka, cuci kaki juga usai buang air kecil, besar atau buang angin.

Sangat beda dengan dawam wudhu, yang setiap saat hamba Allah meng-update status dirinya sendiri dalam keadaan suci. Baru buang kecil atau buang angin kembali berwudhu. Dua manfaat bisa diambil dari Dalam wudhu. Pertama selalu suci apalagi sewaktu waktu hamba Allah meninggal, berarti meninggalnya keadaan masih suci. Kedua selalu kondisi badannya sehat.

Para peneliti luar negeri juga banyak yang meneliti tentang manfaat wudhu. Salah satunya adalah psikiater dan neurolog berkebangsaan Austria, Leopold Werner von Ehrenfels. Berdasarkan hasil penelitiannya, Von Ehrenfels mengatakan bahwa berwudhu menjadikan tubuh selalu sehat. Air wudhu merangsang saraf-saraf tubuh manusia. Hasilnya, tubuh orang yang sering berwudhu selalu sehat.(agung)