Sejak beberapa minggu terakhir, sejumlah titik strategis di Bangil menjadi fokus sorotan tim penilai. Aspek yang dilihat mencakup kebersihan jalan protokol, kerapian dan pengelolaan pasar tradisional, kondisi lingkungan sekolah, hingga kebersihan saluran air terbuka.
Di sepanjang Jalan Raya Bangil, misalnya, taman median tampak tertata rapi dengan deretan tanaman hias berwarna-warni. Saluran air di sejumlah kelurahan juga terlihat bersih dari sampah plastik. Sementara di Pasar Bangil, spanduk imbauan menjaga kebersihan terpasang di setiap pintu masuk, mengingatkan pedagang dan pengunjung untuk membuang sampah pada tempatnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pasuruan, Nur Kholis, menegaskan bahwa Bangil memang dipersiapkan secara khusus untuk penilaian Adipura.
“Fokus utama memang di ibu kota kabupaten. Tapi tim penilai juga akan meninjau spot-spot lain yang bisa menunjukkan keberhasilan kita, seperti di Pandaan, Purwodadi, dan Sukorejo,” ujarnya, Kamis (14/8).
Selain penataan kota, Pemkab Pasuruan melalui DLH mengandalkan inovasi pengelolaan sampah modern sebagai nilai tambah. Salah satunya penerapan konsep 3R (reduce, reuse, recycle) di kawasan Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER).
“Sampah di sana dipilah dengan rapi. Residu yang tidak bisa dimanfaatkan diolah menjadi RDF, bahan bakar alternatif pengganti batu bara. Ini bukti kita berbenah dari hulu ke hilir,” tegas Nur Kholis.
DLH Kabupaten Pasuruan sendiri terus menggencarkan program kebersihan, mulai dari edukasi ke sekolah-sekolah, penguatan bank sampah, hingga operasi kebersihan rutin di titik-titik padat aktivitas. Sinergi dengan masyarakat, pelaku usaha, dan pemerintah desa juga menjadi kunci agar penilaian Adipura tahun ini berbuah manis.
Dengan persiapan matang dan dukungan semua pihak, Kabupaten Pasuruan optimistis bisa membawa pulang kembali Piala Adipura sebagai simbol keberhasilan menjaga lingkungan perkotaan yang bersih, rapi, dan lestari.(Usj/Adf)
Post A Comment:
0 comments: