Perlombaan ini dibuka dengan kunjungan tim penilai ke Desa Nguling, Kecamatan Nguling, serta Desa Gejugjati, Kecamatan Lekok. Tim penilai dipimpin langsung oleh Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Pasuruan, drg. Merita Rusdi Sutejo, bersama jajaran pengurus PKK, tim teknis, serta didampingi oleh Bakesbangpol.
Kepala Bakesbangpol Kabupaten Pasuruan, Nurul Huda, menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen penuh menjalankan program ini sebagai bagian dari tugas lembaga untuk menjaga ketahanan ideologi bangsa di tingkat desa.
“Tujuannya cuma satu, ingin mengetahui sejauh mana aktualisasi penanaman nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan masyarakat desa. Kami di Bakesbangpol ingin agar Pancasila bukan hanya slogan, tetapi benar-benar menjadi pedoman hidup masyarakat,” tegasnya.
Dalam mekanismenya, setiap kecamatan menunjuk satu desa sebagai perwakilan. Desa-desa tersebut akan bersaing dengan 23 desa lainnya untuk menjadi yang terbaik. Penilaian dijadwalkan mulai 25 Agustus hingga 11 September 2025, dengan kunjungan dua desa setiap harinya, kecuali pada hari libur.
Nurul Huda menambahkan, Bakesbangpol tidak hanya menekankan aspek fisik semata, tetapi lebih pada bagaimana masyarakat menghidupkan nilai gotong royong, toleransi, dan solidaritas antarwarga dalam keseharian.
Sementara itu, Ketua TP PKK Kabupaten Pasuruan, Mela Rusdi, mengatakan keberadaan Kampung Pancasila bernilai strategis dalam memantapkan rasa persatuan serta memperkuat ketahanan sosial masyarakat.
“Yang paling penting, Kampung Pancasila tidak hanya menilai aspek fisik, tetapi juga sejauh mana nilai-nilai Pancasila hidup dan berdenyut dalam interaksi sosial warga kampung,” terangnya.
Dinas Bakesbangpol Kabupaten Pasuruan menilai, indikator utama yang harus ditonjolkan desa perwakilan antara lain kerukunan antarwarga, praktik gotong royong, inovasi berbasis kearifan lokal, serta simbol-simbol kampung yang mencerminkan nilai kebangsaan.
Di sisi lain, Kepala Desa Gejugjati, Saari, optimis desanya bisa menjadi pemenang. Menurutnya, meski masyarakat Gejugjati berasal dari beragam suku dan agama, seluruhnya tetap rukun dan saling menghormati.
“Kalau ada pengajian ya didukung, meski di sini juga banyak warga non muslim. Semua tetap saling menghormati,” ujarnya.
Dengan adanya lomba ini, Bakesbangpol Kabupaten Pasuruan berharap Kampung Pancasila dapat menjadi laboratorium kebangsaan di tingkat desa. Tujuannya bukan sekadar kompetisi, tetapi untuk menginternalisasi Pancasila dalam perilaku masyarakat sehari-hari sehingga Kabupaten Pasuruan bisa menjadi teladan dalam menjaga kerukunan dan persatuan bangsa.(Usj)
Post A Comment:
0 comments: