Kudus,suarakpkcyber.com,– Dalam momentum Hari Disabilitas Internasional 2025, Laznas Baitul Maal Hidayatullah (BMH) Perwakilan Jawa Tengah kembali meneguhkan komitmennya terhadap pemberdayaan penyandang disabilitas, khususnya tunanetra. Melalui program literasi dan dakwah inklusif, BMH bersama KB-TK YAA BUNAYYA serta KPP Pratama Kudus menyalurkan kitab Hadis Arbain Nawawi versi Braille bagi sahabat difabel netra.
Kegiatan ini digelar pada Sabtu, 6 Desember 2025 di Sekretariat Ikatan Tuna Netra Muslim Indonesia (ITMI) Kudus, Tenggeles, dengan total 50 Kitab Hadis Arbain Nawawi Braille serta 108 kitab hadis lainnya untuk wilayah Muria Raya. Seluruhnya dibagikan kepada para penyandang tunanetra sebagai upaya membuka akses luas terhadap pembelajaran agama Islam.
Para peserta tunanetra mendapatkan kesempatan untuk belajar membaca dan menulis Al-Qur’an serta hadis menggunakan huruf Braille. Momen ini menjadi ruang penting bagi mereka untuk meningkatkan kemampuan literasi keagamaan secara mandiri.
Kepala Unit Layanan BMH Kudus, Eko Kusniyanto, menyampaikan bahwa program ini bukan hanya tentang membagikan kitab, namun juga membuka ruang kemandirian bagi para sahabat disabilitas.
“Program ini memberikan akses literasi Islam secara mandiri bagi penyandang tunanetra. Lebih dari sekadar mengenal dan mengamalkan Al-Qur’an serta Hadis, tujuan utamanya adalah membangun rasa percaya diri dan kedekatan spiritual dengan Allah,” jelas Eko.
Menurutnya, banyak anggota ITMI yang memiliki semangat belajar tinggi, namun akses terhadap pendidikan keagamaan masih terbatas. Karena itu, kolaborasi ini diharapkan mampu menjadi solusi nyata dalam memperluas dakwah dan edukasi bagi disabilitas netra.
Ketua ITMI Kabupaten Kudus, Ulin Nuha, turut menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah mendukung kegiatan ini.
“Terima kasih kepada para donatur dan BMH yang telah mewujudkan kesempatan ini. Semoga teman-teman tunanetra tetap semangat dan terus belajar,” ungkapnya.
Meski masih menghadapi hambatan seperti keterbatasan pengajar dan sarana pendukung, program ini diproyeksikan untuk berlanjut secara berkesinambungan. Harapannya, semakin banyak penyandang disabilitas yang dapat mengakses pembelajaran agama tanpa batasan.
Langkah ini menjadi bukti nyata bahwa pendidikan dan dakwah inklusif mampu menghadirkan perubahan besar dalam kehidupan sahabat tunanetra. Dengan kolaborasi dan kepedulian bersama, kesenjangan akses terhadap ilmu agama dapat perlahan teratasi, menjadikan Hari Disabilitas Internasional bukan sekadar peringatan, namun momentum aksi nyata untuk kebermanfaatan yang lebih luas.(Isman)


Post A Comment:
0 comments: