Lokakarya ini menjadi ruang bertemunya generasi lintas usia, tempat berdiskusi, belajar teknik seni, hingga memahami filosofi mendalam di balik Wayang Topeng Malang. Suasana hangat dan penuh semangat terlihat sejak awal kegiatan, para peserta mengikuti materi dengan antusias sembari mencatat dan berinteraksi langsung dengan narasumber.
Sebagai narasumber pertama, Ki Sholeh Adi Pramono, pengasuh Padepokan Seni Mangun Dharmo Tumpang, hadir sebagai moderator sekaligus pemantik diskusi. Ia menyampaikan sejarah panjang Wayang Topeng Malangan, mulai dari akar tradisinya dan estetika pertunjukan, hingga nilai-nilai luhur yang menjadi ruh kesenian ini. Pemaparan tersebut menjadi landasan penting bagi peserta untuk memahami bahwa Wayang Topeng bukan sekadar tontonan, melainkan kekayaan budaya yang sarat filosofi.
Materi kemudian dilanjutkan oleh Ki Suroso, Ketua DKKM (Dewan Kesenian Kabupaten Malang), yang mengulas perjalanan narasi pakem Wayang Topeng Malang yang diwariskan turun-temurun. Ia menjelaskan tatanan cerita, karakter tokoh, serta bagaimana nilai-nilai yang terkandung tetap dijaga keasliannya, namun dapat dikembangkan agar sesuai dengan perkembangan zaman. Menurutnya, menjaga tradisi bukan berarti menolak inovasi, melainkan merawat warisan leluhur dengan cara kreatif dan relevan bagi generasi masa kini.
Selain pemaparan materi, kegiatan semakin hidup dengan sesi diskusi terbuka. Para peserta aktif mengajukan pertanyaan mulai dari sejarah, teknik pentas, penggunaan topeng, hingga tantangan pelestarian budaya di era modern. Respon narasumber yang komunikatif membuat suasana cair dan memberi wawasan baru bagi peserta.
Pada penghujung acara, peserta juga diberi kesempatan berinteraksi langsung dengan maestro dan pelaku seni Wayang Topeng. Momen ini menjadi pengalaman berharga yang tidak hanya memperkaya pengetahuan, tetapi juga menumbuhkan rasa memiliki terhadap budaya daerah.
Melalui lokakarya ini, Pemerintah Kabupaten Malang berharap seni Wayang Topeng Malang tetap hidup, berkembang, dan terus diwariskan kepada generasi mendatang. Upaya ini menjadi langkah nyata dalam menjaga identitas budaya lokal, sekaligus mendorong tumbuhnya seniman-seniman muda yang siap meneruskan estafet tradisi.
Dengan adanya kegiatan berkelanjutan seperti ini, wajah seni Wayang Topeng Malang diharapkan semakin dikenal luas, bukan hanya sebagai warisan masa lalu, namun sebagai sumber inspirasi kreatif yang terus bersinar di masa depan.


Post A Comment:
0 comments: