Tampilkan postingan dengan label Peternakan. Tampilkan semua postingan

Di Duga Kelompok Ternak Lembah Brantas Gelapkan Bantuan Sapi


NGANJUK,Suarakpkcyber.com,- Kelompok ternak Lembah Brantas yang berada di Desa Tembarak Kecamatan Kertosono pada tahun 2022 mendapat bantuan ternak sapi dari Kementrian Pertanian.

Berdasarkan informasi yang di terima Redaksi Suarakpkcyber kelompok ternak yang di ketuai oleh Kariyanto jelas menerima bantuan hewan ternak berupa sapi sebanyak 20 ekor, program ini bertujuan untuk meningkatan kesejahteraan para peternak di wilayah kabupaten Nganjuk.

Namun sangat di sayangkan sapi tersebut sudah tidak ada semua raib di telan bumi tanpa tau kemana keberadaannya 



Saat di konfirmasi via WhatsApp ketua kelompok ternak Karyanto tidak memberikan tanggapan dan respon, Mala No WhatsApp kontributor terpantau di blokir, setelah di chat dengan bukti centang 2.

Sementara itu kades Tembarak Johan saat di konfirmasi menjelaskan bahwa benar kelompok ternak Lembah Berantas mendapat bantuan ternak tersebut, tapi saya tidak mengetahui perkembangannya karena itu urusan kelompok ternak.



" Iya benar kelompok ternak Lembah Brantas mendapat bantuan sapi sebanyak 20 ekor, " jelasnya.

Dugaan korupsi sangat jelas di lakukan kelompok ternak yakni tidak dapat menjelaskan di mana keberadaan sapi-sapi tersebut.

Berdasarkan informasi dari Nara sumber terpercaya yang enggan di sebut namanya bahwa bantuan hewan ternak berupa sapi sudah di jual semua.(sr) 

Dinas PKH Kabupaten Pasuruan Lakukan Vaksinasi PMK Di Wilayah Lekok Untuk Mencegah Laju Kasus PMK


PASURUAN,suarakpkcyber.com–Menindaklanjuti Surat dari Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur terkait Kewaspadaan Peningkatan Kejadian Penyakit Mulut dan Kuku di Jawa Timur Tahun 2024. Dinas peternakan dan kesehatan hewan Kabupaten Pasuruan Percepat Vaksinasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dengan tujuan untuk meningkatkan kekebalan ternak dan untuk mencegah penularan penyakit PMK, Jum’at (08/03/2024).

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan Drh. Ainur Alfiah melalui Kabid Keswan Dan Kesmavet drh. Panti Tri Absari mengatakan jika Kali ini, Dinas Peternakan Kabupaten Pasuruan melakukan program vaksinasi di wilayah Kecamatan Lekok. Petugas bergerak ke seluruh titik atau peternak sapi dengan melibatkan seluruh tim penanggulangan PMK.



“Petugas Kesehatan Hewan (Keswan) dan kesehatan masyarakat Veteriner (Kesmavet) melakukan langkah-langkah strategi dalam pencegahan PMK antar lain : Melakukan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) kepada Peternak, Melakukan Pengobatan dan Penerapan Biosecurity, Melakukan Percepatan Vaksinasi PMK, Melakukan SOP Standar Program Vaksinasi PMK dan Melakukan Vaksinasi terhadap ternak baru,” terangnya.

Lebih lanjut panti mengatakan vaksinasi PMK ini akan rutin di lakukan di seluruh wilayah kabupaten Pasuruan, guna mencegah penularan penyakit Mulut dan Kuku ini.

“Kami akan inten melakukan vaksinasi dengan menyasar seluruh peternak yang ada di wilayah Kabupaten Pasuruan, dengan tujuan meningkatkan kekebalan ternak dan tentunya untuk mencegah penularan penyakit PMK,” tuturnya.

Panti menambahkan, dengan adanya vaksinasi PMK ini, kasus PMK di wilayah Kabupaten Pasuruan khususnya bisa menurun. “Diharapkan dengan vaksinasi ini, dapat menekan laju kasus PMK dan mencegah munculnya kasus-kasus baru khususnya di wilayah Kabupaten Pasuruan,” pungkasnya. (Usj)

Dinas Peternakan Kabupaten Pasuruan Terus Berupaya Tanggulangi Penyakit Mulut Dan Kuku (PMK) Pada Sapi

sapi yang terinfeksi penyakit mulut dan kuku

PASURUAN,suarakpkcyber.com-Dinas Peternakan dan hewan kabupaten Pasuruan  terus mengupdate beberapa temuan penyakit mulut dan kuku( PMK) dan penyakit lumpy Skin Disease(lLSD) pada hewan ternak sapi

Terdapat 71 kasus PMK dari 24 kecamatan sekabupaten Pasuruan yang mengalami penyakit tersebut per tanggal 19 pebruari 2024.Sebanyak 45 ekor yang didiagnosa sakit 15 ekor meninggal dunia dan 2 ekor di potong paksa dan 9 ekor lainnya di jual dan sangat disayangkan dari jumlah itu tidak ada yang sembuh. 

Pemkab Pasuruan melalui Dinas Peternakan dan kesehatan hewan terus berupaya menangani dan memberikan penyuluhan tentang penyakit yang mematikan tersebut  guna meningkatkan kesehatan hewan dan bisa meningkatkan perekonomian peternak sapi. 

Dinas peternakan dan hewan kabupaten Pasuruan melakukan langkah-langkah preventif dan tindakan medis untuk meminimalkan penyebaran penyakit dan memastikan tidak ada lagi penyakit yang membuat para peternak merugi itulah harapan dinas  dan pemkab Pasuruan.pungkasnya(usj)

Dinas Peternakan Kabupaten Pasuruan, Kasus Infeksi LSD Pada Sapi Tetap Bisa Ditangani


PASURUAN,suarakpkcyber.com-Serangan Lumpy Skin Disease (LSD) pada ternak sapi semakin mengemuka di Kabupaten Pasuruan. Meskipun demikian, insiden kematian sapi masih di tingkat yang terbilang rendah, menurut dinas peternakan kabupaten pasuruan,jumat (25/08/2023) 

Sehingga, para peternak di wilayah Pasuruan tidak perlu cemas. Kasus infeksi LSD pada sapi tetap bisa ditangani dengan baik.

Ainur Alfiah,Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Pasuruan, menyatakan bahwa kejadian LSD pada ternak sapi masih sering muncul. Hingga saat ini, terdapat sekitar 600 sapi lebih yang terjangkit penyakit LSD.



Namun demikian, sebagian besar kasus sudah mendapat penanganan yang memadai, dan sapi-sapi tersebut telah pulih. "Kami ingin masyarakat tetap merasa tenteram. Upaya mitigasi terus kami jalankan," ujar Alfiah.

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa langkah penanggulangan yang diambil, termasuk di dalamnya melalui proses vaksinasi. Pihaknya tengah giat melakukan program vaksinasi bagi sapi-sapi yang dipelihara oleh para peternak.

Upaya ini membantu secara signifikan dalam mempercepat pemulihan hewan-hewan ternak. Dampak positifnya, terlihat dari angka kematian yang tetap rendah.



Hanya tercatat sekitar dua ekor sapi yang diketahui meninggal akibat infeksi LSD. "Kami terus mempromosikan program vaksinasi ini. Dampaknya cukup menggembirakan, karena banyak sapi yang pulih dan risiko kematian berhasil diminimalisir," ungkapnya.

Kasus LSD ini sendiri ditemukan menyebar di 18 kecamatan di Kabupaten Pasuruan. Wilayah-wilayah ini antara lain meliputi Bangil, Beji, Gempol, Kraton, Kejayan, Nguling, Pandaan, Prigen, Purwodadi, Gondangwetan, Purwosari, Pasrepan, Puspo, Rembang, Sukorejo, Tutur, Winongan, dan Wonorejo.pungkasnya(usj)

Penyakit LSD Melanda Purwosari, Peternak Sapi Resah


PASURUAN,suarakpkcyber.com-Pemilik sapi,  Muntholip, warga dusun Krajan RT/RW 01/05 Desa karangrejo Kec Purwosari ini resah. Pasalnya, sapinya kini terkena penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) dengan ciri tubuh pisapi bentol - bentol.

Ditemui di rumahnya Rabu (12/07/23), 

sapaan Tholib ini menyatakan kalau dirinya was was ia berharap dinas peternakan kabupaten Pasuruan bergerak cepat menangani serta menanggulangi penyakit yang biasa disebut lato lato.

Menurutnya, penyakit ini menjadi kewaspadaan para peternak sapi di desanya.

" Karna tidak menuntut kemungkinan penyakit ini meluas dan bisa menyerang sapi yang lain, secara tidak langsung petani tetsp menjadi "kata Tholib.

Adanya penyakit LSD yang menimpa peternak di Desa karangrejo, mendapatkan sorotan dari ketua peguyuban daging se Pasuruan raya,Habibi

Pria berdomisili di Kec Sukorejo ini mengatakan bahwa, dirinya selama ini sudah melakukan koordinasi bersama Dinas peternakan kabupaten Pasuruan 

Habib menjelaskan bahwa hasil pertemuan bersama Disnak kabupaten Pasuruan satu bulan terakhir yaitu paguyupan digandeng, untuk melakukan pencegahan dan selalu berkoordinasi dengan petugas-petugas Disnak.

"Selalu berkoordinasi balik ke para manteri hewan. Juga dokter hewan yang dilapangan. Disnak sendiri selama ini sudah jauh-jauh hari melakukan pencegahan "jelas ketua peguyupan daging se Pasuruan raya.

Namun ungkap pria bermata sipit,apalah daya Disnak sendiri selama ini kekurangan petugas dilapangan.

"Disnak sendiri sudah melakukan pengajuan ke Pemda dan pemerintah pusat, untuk perekrutan petugas ASN ataupun petugas P3K namun saat ini surat pengajuan belum juga ada jawaban ."tutup habib

Diketahui sebelumnya, sekitar tahun kemarin penyakit mulut dan kuku melansa(PMK) hewan berkuku belah/genap,seperti,sapi,kerbau,babi,domba termasuk juga hewan liar seperti gajah,rusa dll.

Saat ini masyarakat berharap

Kepada dinas peternakan kabupaten Pasuruan agar bergerak cepat dalam menanggulangi penyakit LSD Atau lato-lato

Hingga berita ini diterbitkan, belum ad ad keterangan dari Dinas peternakan kab Pasuruan dikarenakan kesibukan,pungkasnya(usj)

Sosialisasi Penerapan Kesejahteraan Hewan Dan Pengendalian Pemotongan Betina Produktif


PASURUAN,suarakpkcyber.com-Masyarakat diminta untuk tidak memotong sapi betina produktif untuk mencegah kekurangan produksi daging di kabupaten pasuruan. Guna mewujudkan itu, pemerintah daerah kabupaten pasuruan menggandeng, kepolisian dan kejaksaan memberikan sosialisasi dan pendampingan ke masyarakat, di Aula Dinas Peternakan dan kesehatan hewan, jumat (26/05/2023) 

Kondisinya saat ini secara nasional cukup banyak dilaksanakan pemotongan sapi betina dan kondisinya sudah mulai kritis.Hal itu terungkap dalam Sosialisasi penerapan Kesejahteraan hewan dan Pengendalian Pemotongan Ternak Betina Produktif” Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan kabupaten pasuruan dengan jajaran Kepolisian Polres pasuruan serta Salpol PP disalah Kegiatan itu berlangsung selama satu hari Jum'at 26 Mei 2023


Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan kabupaten pasuruan,Ainur Alfiah mengatakan, tata cara hewan yang harus dipotong dan Pengendalian Pemotongan Ternak Betina dan jangan betina yang Produktif yang harus dipotong tapi jantan dan sapi betina yang tidak produktif yang sudah melahirkan 5 kali, hal ini sebagai tindak lanjut dari MOU Dirjen Peternakan dengan Polri yang dilaksanakan pada Mei 2017 lalu.

Ada sebanyak 17 Provinsi yang ada di Indonesia diterapkan tindak lanjut dari MOU tersebut dan Jawa Timur salah satunya.

Menurut Sariyanto (BAGOPS) Polres pasuruan, Polri dalam hal ini berperan aktif membantu pencegahan pemotongan sapi betina produktif tersebut dari tingkat pusat hingga daerah.


Jawa Timur sebagai salah satu lumbung produksi daging, sehingga masuk dalam 17 Provinsi yang dicegah pemotongan sapi betina produktif nya.” ujar Sariyanto

Disebutkan, sapi betina yang tidak produktif tersebut adalah berusia 8 tahun atau beranak lebih dari 5 kali. Bisa juga berdasarkan pemeriksaan tenaga medis hewan terhadap kondisi reproduksinya dan nagara melakukan pendampingan untuk memberikan sosialisasi dan pencegahan pemotongan sapi betina produktif.

Dalam hal ini, pada tingkat rendah Polri di Babinkantibmas melakukan pendampingan sosialisasi kemasyarakat disamping itu juga menjaga keamanan rumah potong hewan.


Selanjutnya sosialisasi tata cara penyembelihan hewan yang sesuai dengan syareat islam yang dipandu oleh ustat nurul huda dengan jagal -jagal seluruh kabupaten pasuruan

Ainur Alfiah juga mengatakan, masih ditemukan di RPH sapi betina yang dipotong.

 Oleh sebab itu, kedepan nya tak boleh lagi ada pemotongan sapi betina produktif di RPH tersebut dan dimasyarakat.

Oleh sebab itu, petugas Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan bersama polri mengantisipasi,pungkasnya(usj)

Dinas Peternakan kabupaten Pasuruan Lakukan Upaya Pencegahan Sapi Perah Ambruk Pasca Melahirkan


PASURUAN,suarakpkcyber.com-Faktor yang menyebabkan Produksi Susu Kurang maksimal adalah Kesehatan ternak yang merupakan salah satu faktor penting untuk dapat mempengaruhi pertumbuhan, reproduksi maupun produksi ternak termasuk sapi perah. Salah satu gangguan dan hambatan dalam peternakan sapi perah adalah ketika terjadi kasus Gangguan metabolisme merupakan masalah utama pada sapi perah masa transisi dan sering muncul sebelum timbulnya masalah kesehatan lebih lanjut dan Sindrom Sapi Ambruk (SSA) penyakit ini sering di derita oleh sapi di Indonesia dengan angka kerugian yang cukup tinggi di kalangan peternak. 

Di kecamatan Puspo Kabupaten Pasuruan Jawa Timur terdapat 7.378 ekor sapi perah dari 2.103 peternak sapi perah. Menurut data KUD Sembada tahun 2022 Di kecamtan puspo tercatat 354 Kasus sapi perah ambruk. Hal ini sering terjadi karena di sebabkan oleh penyakit metabolic dalam tubuh ternak sapi perah. Gangguan metabolic merupakan masalah utama pada sapi perah. Setidaknya ada 5 penyakit yang disebabkan oleh metabolic, diantaranya Hipocalsemia (kekurangan kalsium), Hipomagnetcemia (kekurangan magnesium), Ketosis ( kekurangan energi) Asidosis (kelebihan asam lambung), Fatty Liver Sindrom (kelebihan lemak dalam hati).  Ganguan metabolic masalah utama dalam budidaya sapi perah, sehingga dapat merugikan peternak karena sapinya ambruk. 



Banyak peternak yang belum paham akan pentingnya penyakit ini karena keterbatasan informasi dan pengetahuan. salah satu cara yang dapat dilakukan dengan melakukan pencegahan awal agar sapi perah tidak terjangkit penyakit sindrom sapi Ambruk dengan melakukan penyuluhan. 

Lokasi Pelaksanaan Pengkajian di Kecamatan Puspo Kabupaten Pasuruan, dan pelaksanaan kegiatan penyuluhan secara anjangsana dilaksanakan pada bulan Maret 2023 bertempat di desa Jimbaran, Desa Puspo, Desa Kemiri, Desa Palangsari dan desa Janjangwulung, Kecamatan Puspo Kabupaten Pasuruan. 

Metode penelitian yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah menggunakan metode survei, observasi dan wawancara.

 


Populasi kajian adalah seluruh peternak Sapi Perah di Kecamatan Puspo Kabupuaten Pasuruan sebanyak 72 ekor sapi perah dan 20 Orang peternak yang setor susu ke KUD. 

Tujuan penyuluhan dalam penelitian ini adalah mengetahui Sikap peternak sapi perah dalam pencegahan sapi Perah ambruk setelah melahirkan.

Materi penyuluhan yang akan dilaksanakan dalam kegiatan penyuluhan berdasarkan kajian adalah Pencegahan sapi perah ambruk setelah melahirkan.

Metode yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan ini adalah anjangsana, diskusi, dan penyebaran leaflet.

Pada Bulan Januari sampai Bulan Desember tahun 2022, terdapat kasus sapi perah ambruk setelah melahirkan, dikecamatan puspo kabupaten pasuruan, hal ini diduga ternak mengalami hipokalsemia karena ternak kehilangan napsu makan, Tremore pada kaki belakang, sehingga diberikan alat penyangga untuk membantu ternak berdiri untuk merangsang otot agar tidak kaku.

Berdasarkan hasil kajian yang dilaksanakan untuk mencegah sapi perah ambruk setelah melahirkan dengan memperhatikan Faktor Predisposisi antara lain Umur, Produktifitas susu, pakan, dan kandang.

Diketahui produksi susu di kecamtan puspo dalam 8 hari pada periode 22-29 Februari tahun 2023 berbeda-beda antar responden, produksi susu 

tertinggi mencapai 1.391 ltr dengan 16 sapi laktasi, sedangkan paling rendah 161 ltr dengan 2 sapi laktasi, masing-masing responden memiliki sapi laktasi jika di rata-rata maka produksi susu harian kurang lebih 20 ltr/hari. hal ini memungkinkan ternak terkena penyakit hipokalsemia, sesuai dengan pendapat (Bayu dan Rondius, 2012) Sapi dengan produksi air susu yang tinggi akan lebik rawan terkena Hipokalsemia, hal ini akibat dari tingginya mobilitas kalsium yang bergerak ke mammae dan keluar memalui susu.

Rata-rata umur Sapi  perah laktasi di kecamatan puspo berkisar antara 3 - 4 tahun. Hal ini juga memungkinkan sapi perah terkena hipokalsemia karena sering terjadi pada indukan sapi perah yang telah berumur empat tahun lebih dan atau pada laktasi ke tiga dan seterusnya. sapi yang berumur lebih tua akan mengalami penurunan daya penyerapan kalsium. 

Pakan yang diberikan peternak berupa hijauan sebanya 10% dari berat badan, Konsentrat A18 dengan kandungan Protein 18% dengan harapan 1 kg konsentrat dapat menghasilkan 2 liter susu. Jika kandungan gizi pada ransum tidak mencukupi kebutuhan tubuh sapi, hal ini akan sangat mendukung potensi terjadinya hipokalsemia. Pemakaian mineral dalam ransum konsentrat sapi perah adalah 2 % atau sekitar 20 gr / 100 kg berat badan pada induk yang sedang laktasi (Sapta A. 2014).

Langkah Pencegahan yang bisa dilakukan dengan menerapkan Standar Operasional prosedur :

1. Standar Operasional Prosedur Kering Kandang

a. Mengurangi Pemberian Konsentrat menjadi 1-2 Kg/Hari dan Hijauan/rumput tua sebanyak mungkin.

b. Melakukan Pemerahan Normal 2x/hari

c. Bersihkan ujung puting dengan alkohol

d. Masukan Obat Kering Kandang 

e. Memberikan Vitamin ADE dan Anti pasrasit

f. Berikan Suplemen Liver Booster/Extraboran

2. Standar Operasional Prosedur Transisi/ 2-3 Minggu Sebelum Sapi Beranak,

a. Pemberian Air Minum Secara Rutin

b. Hindari kondisi sapi perah stress dan tidak nyaman

c. Pemberian vitamin ADE

d. Pemberian Magnesium/ MAG Pro 30 gr/hari sampai dengan satu bulan setelah sapi beranak

e. Pemberian Konsentrat 50%.

3. Standar Operasional Prosedur Sapi Beranak

a. Pakan Hijauan dan Konsentrat yang seimbang sesuai dengan kebutuhan ternak. 

b. Pemberian Vitamin ADE + B12

c. Pemberian Magnesium/MAG PRO 2 Sendok Makan pada pagi dan sore 

d. Pemberian Antibiotik LA ditambah ANALGESIK bila dibutuhkan.

4. Standar Operasional Prosedur Fresh Check Setelah Beranak

50 Hari setelah beranak dilakukan Pemeriksaan pada ternak menggunakan alat Metri checking, apabila cairan bersih dan normal maka tinggal menunggu waktu birahi, apabila cairan keruh maka dilihat derajat infeksinya dan diobati. diharapkan sapi birahi pada hari ke 68 sampai dengan 80 untuk memperoleh calving interval 12 bulan. 

Irwan Darwis Bakhtiar petugas penyuluh menyampaikan kegiatan penyuluhan bertujuan untuk mengetahui Sikap peternak sapi perah dalam pencegahan sapi Perah ambruk setelah melahirkan dilakukan secara anjangsana yang dilaksanakan pada bulan Maret 2023 bertempat di desa Jimbaran, Desa Puspo, Desa Kemiri, Desa Palangsari dan desa Janjangwulung, Kecamatan Puspo Kabupaten Pasuruan. Pada bulan februari sampai dengan bulan Maret 2023 dengan jumlah sasaran 20 orang dan media yang digunakan adalah leaflet. 

Hasil evaluasi penyuluhan diketahui peternak Sapi perah di kecamtan puspo berada pada tingkatan >75% yaitu 83,25% maka dapat disimpulkan bahwa  peternak memiliki tingkat sikap menerima tentang pencegahan sapi perah ambruk setelah melahirkan Irwan berharap para peternak agar melaksanakan hasil penyuluhan sehingga dapat mengurangi angka sapi ambruk pasca melahirkan.(usj)

Inovasi Produk STMJ, Dinas Peternakan Dan Kesehatan Hewan Raih Penghargaan


PASURUAN, suarakpkcyber. com- Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan menerima penghargaan dari Gatra Award atas Inovasi Produk STMJ Sakera, hal itu di amini staf, selasa (20/12/2022.) 

Penghargaan ini diterima langsung oleh Wakil Bupati Pasuruan (Abdul Mujib Imron) didampingi kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Diana Lukita Rahayu).

Penghargaan dengan tajuk Gatra Award 2022 dari Gatra Media Group (GMG) ini digelar di Soehana Hall, The Energy Building, SCBD, Jakarta Selatan. 


Penghargaan ini diberikan atas inovasi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan dalam upaya meningkatkan ekonomia bagi komunitas, melalui produk yang sudah dipatenkan (STMJ Sakera).

STMJ Sakera dikhususkan untuk pemberdayaan Lingkungan kelompok tani, ternak dan lingkungan Pondok Pesantren.

“Dengan berbagai inovasi salah satunya Produk STMJ Sakera yang sudah dipatenkan, masyarakat Kabupaten Pasuruan harus sejahtera dengan melimpahnya potensi peternakan. Apalagi populasi sapi perah di Kabupaten Pasuruan terbesar nomor tiga di Jatim. Begitu juga sapi potong, mampu men-supply kebutuhan daging sapi di Jatim,” ujar Wakil Bupati Pasuruan (Abdul Mujib Imron).(usj) 

Dinas Peternakan Pemerintah Kabupaten Pasuruan Gulirkan Bantuan Peralatan Pada Para Peternak Tahun 2022


PASURUAN,suarakpkcyber.com-Dalam  mendukung peningkatkan para peternak di Kabupaten Pasuruan baik dari sisi kwalitas pakan,pengelolaan kotoran ternak menjadi nilai ekonomis, serta mengurangi pencemaran lingkungan, dinas Peternakan dan  Kesehatan  Hewan Kabupaten  memberikan bantuan peralatan berupa mesin coper kompos, mesin  Coper rumput dan mesin timbang digital dan disk mill ( mesin penghalus bijian ) kepada  13  kelompok ternak di Kabupaten Pasuruan

Menurut keterangan Kabid Produksi Dinas Paternakan dan Kesehatan Hewan  M Syai’fi, menjelaskan bahwa   upaya pemerintah Kabupaten   pada  2022 ini  telah menggulirkan batuan peralatan kepada para peternakan  ,tujuannya  tidak lain adalah untuk meningkatkan kwalitas produksi  pembuatan pakan ternak,pengelolaan kotoran ternak menjadi  kompos  bisa menjadi  nilai ekonomis

Iya menambahkan,anggaran pengadaan  bantuan bersumber dari dana DBHCHT  tahu 2022 dengan sasara  13 kelompok peternak yang ada di  wilayah Kabupaten Pasuruan,pemberian bantuanya juga tidak sama  tapi  disesuaikan  dengan spesifikasi kelompok masing masing  serta jenis kegiatan usaha  yang di tangani

 “Jumlah kelompok yang menerima bantuan sejumlah 13 kelompok yakni di Kecamatan Lekok,Kecamatan  Bangil,kecamatan Puspo, kecamatan Purwosari,Kecamatan  Tutur,Kecamatan Prigen, Kecamatan Lumbang,Kecamatan  Sukorejo dan Kecamatan  Gempol, ”jelasnya.

Selain mesin dan saspran, Dinas Paternakan juga melakukan pelatihan dan pembinaan langsung kepada mereka  tujuannya adalah agar para penenerima manfaat bisa mempraktekkan  cara membuat pakan  yang baik dan benar sehingga  biaya  berternak bisa  di  tekan “,karena   anggaran besar dalam  bertenak  baik itu kambing maupun sapi adalah di  pakan yang  bisa mencapai 70-80 persen  dari total produksinya “tambah Kasi Pembibitan  Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan  Drh .Ayu Ira Marita

Maka dengan kehadiran mesin pencacah rumput , di harapkan  rumput yang besar-besar tadi menjadi cacahan kecil-kecil yang akan memudahkan ternak untuk memakan semua pakannya. Cara ini jelas lebih efisien. Ternak mendapatkan seluruh porsi makannya tanpa sisa, peternak juga tidak perlu membuang sisa makanan.(usj)